Kamis, 01 Desember 2011

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN POLA TANAM

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN POLA TANAM


Pemanasan Global mempengaruhi perubahan iklim yang mempunyai dampak kurang baik terhadap pertanian di Indonesia, a.l. mempengaruhi Pola Tanam. Dengan kenaikan permukaan laut, akan berpengaruh terhadap varietas tanaman. Ada varietas yang tahan dan ada yang tidak tahan terhadap garam, demikian disampaikan Prof. Dr. Ir. Irsal Las, Ka. Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian, Dep. Pertanian yang didampingi Drs. Suroso Hadianto, Kepala Pusat Sistem Data dan Informasi Klimatologi dan Kwalitas Udara, BMKG, pada talkshow Iptek Talk di TVRI, Rabu, 31 Desember 2008, pkl. 17.00 – 17.30 WIB dengan topik “Dampak Pemanasan Global dan Perubahan Pola Tanam”.
Menurut Drs. Suroso, pemanasan global merupakan dampak dari gas rumah kaca yang mengakibatkan menghangatnya permukaan bumi sehingga bumi memanas. Pemanasan global ini mengubah unsur-unsur iklim sehingga iklim dunia juga berubah. Temperatur rata-rata Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Suroso menjelaskan, Indonesia memiliki variasi pola iklim; ada pola ekuatorial, pola monsun dan pola lokal. Untuk keseluruhan jumlah pola iklim, Indonesia memiliki 273 pola dengan keterangan 200 pola termasuk ke dalam pola monsun dan 73 sisanya termasuk ke dalam pola ekuatorial dan pola lokal.
Prof. Irsal Las, mengatakan bahwa pertanian merupakan salah satu korban dari pemanasan global karena berpengaruh pada pola tanam. Perubahan iklim dunia juga mengakibatkan perubahan musim di Indonesia yang merupakan ancaman serius terhadap produktifitas pertanian. Salah satu cara yang dilakukan sektor pertanian untuk mengurangi pemanasan global adalah mengosongkan lahan dengan tidak membakarnya. Jadi pengosongan lahan dilakukan dengan cara menebang atau mencabut pohonannya, tapi tidak dengan membakarnya. Karena asap atau panas yang timbul dari proses pembakaran itu melepas gas rumah kaca. Hal ini merupakan salah satu mitigasi untuk memperlambat atau menurunkan gas rumah kaca.
Petani diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan musim yang seringkali terjadi tidak terduga dengan menerapkan pola tanam yang dinamis mengikuti musim yang berlangsung pada saat itu. Untuk itu, BMKG mengadakan sosialisasi informasi kepada masyarakat melalui Pemerintah Daerah dan dinas-dinas di daerah tentang prakiraan iklim atau musim yang kemudian diberitahukan kepada penyuluh untuk disebarluaskan ke para petani. Dalam skala periodik akan didiskusikan bersama yang akhirnya akan bisa menyesuaikan pola tanam. Karena aspek perilaku masyarakat sangat penting dalam pola tanam.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More