tag:blogger.com,1999:blog-3651842148986728722024-03-20T02:14:42.824-07:00globalwarmingGLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.comBlogger60125tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-14841553863010859602011-12-28T22:48:00.000-08:002011-12-28T22:49:10.205-08:0014 Cara mengurangi Global Warming<div class="articleTitle">14 Cara mengurangi Global Warming </div> <br />
<div class="ratingText"><table align="right" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td align="right" style="font-size: 10px;"></td></tr>
<tr><td align="right"><table align="right" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td align="right"><br />
</td> <td align="right"><div id="thumbUp" style="float: right;"><br />
</div></td> </tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table></div><div class="articlePad" style="float: right;"><div class="articleImageCell"><br />
</div></div><a href="http://www.kabarinews.com/"> </a> Ada bermacam cara memperlambat dampak pemanasan global, cara-cara tersebut umumnya mudah dan sederhana. Tetapi kurang dilakukan secara serius oleh kebanyakan orang. Padahal pemanasan global adalah masalah yang serius. Suhu Bumi yang terus meningkat akan ber efek panjangnya musim kering atau kemarau. Mencairnya gunungan es di kutub. Naiknya permukaan air laut. Dan sulitnya mencari sumber mata air. Kalau sudah begitu siapa coba yang tanggung jawab? Berhubung Masih belum terlalu parah efeknya, mari kita lakukan 14 langkah perubahan menuju hidup yang lebih baik, berkualitas dan ramah lingkungan.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>1. Batasi Penggunanaan kertas</b><br />
<br />
Tanamkan di pikiran anda kuat-kuat, bahwa setiap anda menggunakan selembar kertas maka anda telah menebang sebatang pohon. Oleh karena itu gunakan kertas se-efektif mungkin misalnya dengan mencetak print out bolak-balik pada setiap kertas. Bila anda <i>nge-print</i> sesuatu yang tidak terlalu penting, gunakanlah kertas bekas yang dibaliknya masih kosong. <br />
<br />
<b>2. Ganti bola lampu.</b><br />
<br />
Segera ganti bola lampu pijar anda dengan lampu neon. Lampu neon ini membutuhkan energi yang lebih sedikit dibanding lampu pijar. Ingat setiap daya daya listrik yang anda pakai maka anda turut serta menghabiskan sumber daya energi listrik yang kebanyakan berbahan bakar fosil. Bahan bakar fosil adalah bahan bakar tak terbarukan, dan dalam jangka sepuluh tahun ke depan mungkin bahan bakar jenis ini akan habis.<br />
<br />
<b>3. Hindari <i>Screen Saver</i></b><br />
<br />
Shut down Komputer anda jika tidak akan digunakan dalam jangka lama, atau jika anda terpaksa meninggalkan komputer dalam keadaan menyala, matikan <i>screen saver.</i> Mengaktifkan <i>screen saver</i> akan memakan energi dan mengeluarkan emisi Co2. Jadi matikan <i>screen saver </i>anda sekarang!<br />
<br />
<b>4. Periksa tekanan ban</b><br />
<br />
Setiap anda ingin bepergian janagn lupa memeriksa tekanan ban kendaraan anda. ban yang kurang angin akan memperlambat laju kendaraan dan akhirnya akan membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak.<br />
<br />
<b>5. Buka jendela lebar-lebar</b><br />
<br />
Di Amerika , sebagian besar dari 22,7 ton emisi CO2 berasal dari rumah. Kebanyakan emisi atau gas buang tersebut berasal dari AC, kulkas, kompor gas atau refrigerator. Unutk meminimalkannya ketika dapat mengatur termostat AC dengan suhu udara di luar ruangan. Kemudian bukalah jendela lebar-lebar karena sirkulasi udara yang terjebak dapat mengkonsumsi energi.<br />
<br />
<b>6. Gunakan pupuk organik.</b><br />
<br />
Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen, yang kemudian berubah menjadi N2O yang menimbulkan efek GRK (Gas Rumah Kaca) 320 kali lebih besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun gunakanlah pupuk organik. Disamping aman, murah pula.<br />
<br />
<b>7. Tanamlah rumpun bambu</b><br />
<br />
Pepohonan memang terbukti mampu menyerap CO2, tetapi ternyata pohon atau rumpun bambu mampu menyerap CO2 empat kali lebih banyak dari pohon-pohon lain.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>8. Naik kendaraan umum</b><br />
<br />
Saat ini jumlah kendaraan pribadi sudah teramat banyak dan bikin sumpek. Sector transportasi menyumbang sampai 14 % emisi gas rumah kaca ke atmosfer, jika kita menggunakan kendaran umum maka kita mengurangi emisi gas rumah kaca, karena dalam satu kendaraan umum bisa mengangkut puluhan orang, dan itu sangat hemat energi. Dibandingkan dengan kendaraan pribadi sperti sedan yang hanya mengangkut maksimal empat orang.<br />
<br />
<b>9. Kurangi makan daging sapi</b><br />
<br />
Betul, kurangi dari sekarang memakan daging sapi. Selain megandung kalori y ang tinggi. Daging sapi juga menyumbang emisi gas rumah kaca yang cukup signifikan. Setiap kilogaram daging sapi yang kita makan, setara dengan menyalakan bola lampu 20 watt selama 20 hari.<br />
<br />
<b>10. Jangan pakai kantong plastik</b><br />
<br />
Di beberapa Negara bagian Amerika, urusan kantong plastik bahkan sampai dibuat undang-undangnya segala. LSM peduli lingkungan mendorong pemerintah Negara setempat unutk melarang penggunaan kantong plastic sebagai kantong belanjaan. Plastik ini memang unsur yang sulit terurai, butuh 1000 tahun untuk mengurainya didalam tanah.<br />
<br />
Efek Gas rumah kaca yang ditimbulkannya juga cukup besar. Maka beralihlah ke kantong kain, misal dari kain serat alami.<br />
<br />
<b>11. Membeli produk lokal</b><br />
<br />
Produk lokal tentu tidak memerlukan jalur distribusi yang panjang dan membutuhkan banyak bahan bakar. Ini berarti mengurangi emisi CO2 yang dikeluarkan mobil-mobil pengangkutnya. Kemudian belilah produk sayuran atau buah-buahan sesuai musimnya. Ini akan menghemat biaya transportasi dan menghindari harga jual yang mahal.<br />
<br />
<b>12. Hidup efisien</b><br />
<br />
Apapun aktifitas manusia di bumi akan berdampak pada bumi yang kita diami ini. Pola komsumsi energi, pola lingkungan dan sebagainya. Hiduplah seefisien mungkin, gunakan sedikit energi, komsumsilah sedikit makanan, tinggalkan pola hidup konsumtif, ramahlah terhadap lingkungan, sedikit bicara lebih banyak berpikir, dan sebagainya.<br />
<br />
<b>13. Mengemudi cerdas</b><br />
<br />
Hindari perjalanan yang panjang dan menghabiskan waktu, bila mungkin memotong jalan lakukanlah. Kurangilah aktifitas yang menggunakan kendaraan pribadi. Jika terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, pilihlah jalan-jalan alternative yang bebas macet dan tidak mengkonsumsi energi. Bila anda menunggu, matikan mesin sebab gas buangan tetap keluar sementara bahan bahan bakar terpakai.<br />
<br />
<b>14. Pakai baju bekas</b><br />
<br />
Sekarang bukan jamannya gengsi, toh kita mati tidak membawa gengsi. Tak perlu malu memakai baju bekas atau baju warisan orang tua. Dengan mengurangi membeli pakaian baru maka anda membantu mengurangi pemakaian listrik di pabrik pakaian.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-2606710429038038732011-12-28T22:45:00.000-08:002011-12-28T22:45:06.082-08:00global warming tingkatkan ketebalan bumi<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><a class="contentpagetitle" href="http://erabaru.net/iptek/80-bumi-lingkungan/27282-global-warming-tingkatkan-ketebalan-bumi">Global Warming Tingkatkan Ketebalan Bumi</a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> </td> </tr>
</tbody></table><table class="contentpaneopen"></table><table><tbody>
<tr> <td valign="top"> <span class="small"> Ditulis oleh Era Baru News </span> </td> <td align="right" class="createdate" valign="top"> Senin, 25 Juli 2011 </td> </tr>
</tbody></table><table><tbody>
<tr> <td style="border-top: 1px solid #ccc;"><br />
</td> </tr>
</tbody></table><table><tbody>
<tr> <td valign="top"> <br />
<div class="img_caption left" style="float: left; width: 320px;"><img alt="alt" class="caption" src="http://erabaru.net/images/stories/fatplanet-002.jpg" style="float: left; height: 283px; width: 320px;" title="Bumi nampak lebih langsing beberapa milimeter setahun setelah Jaman Es, namun pemanasan global telah membalikkan proses ini. " /><div class="img_caption">Bumi nampak lebih langsing beberapa milimeter setahun setelah Jaman Es, namun pemanasan global telah membalikkan proses ini. </div></div><div style="text-align: justify;"> Bobot bumi, kini beralih ke bagian tengah—akibat pemanasan global.</div><div style="text-align: justify;"> Mencairnya es di Antartika dan Greenland telah menambah volume lautan dan air yang terus melebihi wilayah katulistiwa, sehingga meningkatkan ketebalan bagian terluas dari planet kita ini, menurut para ilmuwan.</div><div style="text-align: justify;"> Bumi awalnya ‘nampak lebih langsing’ pada jaman es, yang berakhir sekitar 20.000 tahun lalu.</div><div style="text-align: justify;"> Selama periode geologi ini, berkurangnya temperatur permukaan dan atmosfir Bumi dalam jangka panjang, mengakibatkan berat lapisan es begitu besar sehingga bentuk kerak dan mantel Bumi berubah, yang menyebabkan terjadinya tonjolan pada pertengahannya.</div><div style="text-align: justify;"> Bumi tidak sepenuhnya bulat—dataran di Kutub Utara beberapa kilometer lebih dekat ke inti dari planet ini dibandingkan dataran pada Khatulistiwa.</div><div style="text-align: justify;"> Ini diyakini berefek rebound pada Jaman Es yang mengakibatkan planet kita menjadi lebih sempurna.</div><div style="text-align: justify;"> ‘Tonjolan’ pada Khatulistiwa telah menyusut hingga satu milimeter per-tahun, menurut National Geographic.</div><div style="text-align: justify;"> Namun dipantau lewat pengukuran satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE), ditemukan bahwa efek ini telah berbalikkan.</div><div style="text-align: justify;"> “Terdapat hal lain yang akan mengimbangi (menyusutnya ketebalan Bumi),” ujar John Wahr, seorang pakar geofisika pada Universitas Colorado.</div><div style="text-align: justify;"> Tingkat pencairan es di Kutub Utara dan Selatan—yang secara keseluruhan mencapai 382 milyar ton per-tahun akan menangkal dan menetralkan efek ‘pelangsingan’. </div></td></tr>
</tbody></table>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-82179925955789792422011-12-28T22:42:00.000-08:002011-12-28T22:42:35.214-08:00Konsep Pemanasan Global (Global Warming)<div class="module-l"><div class="module-r"> <div class="rt-headline"><div class="module-title"><div class="module-title2"><h1 class="title" style="visibility: visible;"><span>Konsep</span> Pemanasan Global (Global Warming)</h1></div></div></div><div class="module-inner"><div class="module-inner2"> <div class="rt-articleinfo"> <div class="rt-article-icons"> <a href="http://bapelkeslemahabang.net/index.php?view=article&catid=39%3Akesehatan&id=311%3Akonsep-pemanasan-global-global-warming&format=pdf&option=com_content&Itemid=15" rel="nofollow" title="PDF"><span class="icon pdf"></span></a><a href="http://bapelkeslemahabang.net/index.php?view=article&catid=39%3Akesehatan&id=311%3Akonsep-pemanasan-global-global-warming&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=15" rel="nofollow" title="Print"><span class="icon print"></span></a><a href="http://bapelkeslemahabang.net/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL2JhcGVsa2VzbGVtYWhhYmFuZy5uZXQvaW5kZXgucGhwP29wdGlvbj1jb21fY29udGVudCZ2aWV3PWFydGljbGUmaWQ9MzExOmtvbnNlcC1wZW1hbmFzYW4tZ2xvYmFsLWdsb2JhbC13YXJtaW5nJmNhdGlkPTM5Omtlc2VoYXRhbiZJdGVtaWQ9MTU=" title="E-mail"><span class="icon email"></span></a> </div><span class="rt-date-posted"><br />
</span><span class="rt-author"></span> </div><img align="left" border="0" src="http://bapelkeslemahabang.net/images/stories/gw2.jpg" />(<strong><em>Pengertian <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming">Pemanasan global</a> atau <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming">Global warming</a></em></strong>) – <em>Pemanasan global / <span id="IL_AD3" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: italic !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">Global warming</span></em> adalah kejadian meningkatnya <span id="IL_AD12" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">temperatur</span> rata-rata <span id="IL_AD9" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">atmosfer</span>, laut dan <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-erosi-dan-dampaknya.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Erosi dan Dampaknya">daratan Bumi</a>. Temperatur rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on <span id="IL_AD1" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">Climate</span> Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi <span id="IL_AD7" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">gas</span>-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.<br />
<br />
<br />
<br />
Meningkatnya <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming"><em>temperatur global</em></a> diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat <strong>pemanasan global</strong> yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.<br />
<br />
<strong>Beberapa Penyebab Pemanasan global atau <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming">Global warming</a></strong><br />
<strong></strong><strong>1. Efek rumah kaca</strong><span><br />
</span><br />
<span>Segala sumber energi yang terdapat di <em><a href="http://www.g-excess.com/id/faktor-faktor-penyebab-gempa-bumi.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Faktor-Faktor Penyebab Gempa Bumi">Bumi</a> berasal dari <a href="http://www.g-excess.com/id/10-macam-penyebab-terjadinya-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="10 Macam Penyebab Terjadinya Pemanasan Global atau Global Warming"><strong>Matahari</strong></a></em>. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk <strong>radiasi gelombang pendek</strong>, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di <a href="http://www.g-excess.com/id/ekosfer-atau-atmosfer-luar-struktur-lapisan-atmosfir.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Ekosfer atau atmosfer luar – Struktur Lapisan Atmosfir"><strong>atmosfer</strong></a> bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan <a href="http://www.g-excess.com/id/pemanasan-global-atau-global-warming-beserta-penyebabnya.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pemanasan Global atau Global Warming beserta Penyebabnya">Bumi</a> dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-mesosfer-sebagai-salah-satu-lapisan-pada-atmosfir.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Mesosfer sebagai salah satu Lapisan pada Atmosfir">atmosfer</a>, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya<span><br />
</span></span><br />
<img border="0" class="" height="331" src="http://bapelkeslemahabang.net/images/stories/gw.jpg" style="opacity: 1; visibility: visible;" width="400" /><br />
<div style="text-align: justify;"><strong>2.Efek umpan balik</strong><br />
Efek-efek dari agen penyebab <strong><em>pemanasan global</em></strong> juga dipengaruhi oleh berbagai <span id="IL_AD8" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">proses</span> umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.</div><div style="text-align: justify;">Efek-efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan radiasi infra merah balik ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam <span id="IL_AD6" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">model</span> iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat</div><div style="text-align: justify;"><em>Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya</em> kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.</div>Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.<br />
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan <strong>penyerap karbon</strong> yang rendah.<br />
<div style="text-align: justify;"><strong>3.Variasi Matahari</strong><br />
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-lapisan-ozon-dalam-atmosfer-dan-strukturnya.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Lapisan Ozon Dalam Atmosfer dan Strukturnya"><strong>lapisan ozon</strong></a> juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.</div><strong><a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming">Dampak Pemanasan global</a> atau <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming">Global warming</a></strong><br />
<strong>1. Cuaca</strong><br />
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern <span id="IL_AD5" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">Hemisphere</span>) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (<span id="IL_AD2" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">hurricane</span>) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa <span id="IL_AD10" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: #ff0000 !important; border-bottom-style: dotted !important; border-bottom-width: 1px !important; color: #ff0000 !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: Arial, 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Helvetica, sans-serif !important; font-size: 13px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static;">periode</span> yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.<br />
<strong>2. Tinggi muka laut</strong><br />
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari <strong>Florida Everglades</strong>.<br />
<strong>3. Pertanian</strong><br />
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.<br />
<strong>4. Hewan dan tumbuhan</strong><br />
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.<br />
<strong>5. Kesehatan manusia</strong><br />
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.<br />
<div style="text-align: justify;"><strong>Solusi Pengendalian pemanasan global</strong><br />
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia selalu meningkat. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.</div><strong>Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.</strong><br />
<strong>1.Menghilangkan karbon</strong><br />
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.<br />
<div style="text-align: justify;"><strong>Salah satu sumber penyumbang karbondioksid</strong>a adalah pembakaran bahan bakar fosil. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.</div><strong>2.Persetujuan internasional</strong><br />
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.<br />
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.<br />
Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan karbondioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbondioksida ini. Kyoto Protokol tidak berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005.<br />
Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS, terutama disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih effisien. Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbondioksida terbukti sulit dilakukan.<br />
<div style="text-align: justify;">Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbondioksida.Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan pinalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem di mana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. Rusia, merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Karena kemudian Rusia berhasil memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni Eropa.</div><a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming"><em><strong>Global warming</strong></em></a> adalah suatu sejarah terburuk yg dialami oleh bumi sejak terbentuknya hingga sekarang. Saya tercengang sekali melihat akibatnya yang ditampilkan dalam film. Saya tidak menyangka akan seburuk itu. Yang berdampak terhadap seluruh kehidupan di muka bumi ini. Baik itu manusia, hewan hingga pada tumbuhan sekalipun.<br />
<strong>Beberapa cara lain untuk <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming">mencegah terjadinya Pemanasan global</a> atau <a href="http://www.g-excess.com/id/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html" style="color: #1359ae; text-decoration: none;" title="Pengertian Pemanasan global atau Global warming">Global warming</a>:</strong><br />
<ul><li style="text-align: justify;">Berhemat energi. Seperti dalam penggunaan bahan bakar minyak, listrik (jangan pakai alat-alat elektronika kalau tidak jelas kebutuhannya).</li>
<li style="text-align: justify;">Menggunakan kendaraan bermotor seperlunya saja. Kalau hanya dekat, tidak perlu menggunakan motor atau mobil.</li>
<li style="text-align: justify;">Mengurangi pembakaran. Misal, pembakaran sampah, hindari pembakaran hutan.</li>
<li style="text-align: justify;">Penghijauan hutan</li>
<li style="text-align: justify;">Hindari penggunaan barang secara mubazir</li>
<li style="text-align: justify;">Untuk ekosistem laut, hindari perusakan karang dan pencarian ikan dengan merusak ( penggunaan bom atau semacamnya).</li>
<li style="text-align: justify;">Dan sebagai mahasiswa teknik Nuklir, saya sangat setuju sekali pembangunan PLTN, karena melihat kepentingan mengatasi Global warming</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><br />
</div><br />
<span><br />
</span><br />
</div></div></div></div>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-58005865395162690532011-12-28T22:38:00.001-08:002011-12-28T22:38:59.294-08:00sejarah global warming<h3 class="post-title entry-title"> SEJARAH GLOBAL WARMING </h3><div class="post-header"> </div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; font-weight: bold;"><b><span style="color: #20124d;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">AWAL MULA TERJADINYA GLOBAL WARMING</span></span></span></b></div><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><div style="color: cyan;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></span></span></div><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pemanasan global bermula dari Revolusi Industri pada akhir abad ke-18.</span></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Revolusi Industri adalah perubahan pola produksi yang dulu menggunakan tenaga manusia (pekerja) menjadi menggunakan mesin dan teknologi (industri). Tujuan dari Revolusi Industri ini adalah untuk mencapai keuntungan yang lebih besar, karena penggunaan mesin dianggap lebih efisien dari pada menggunakan tenaga manusia. Sejak saat itu juga bahan bakar fosil mulai digunakan secara intensif. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Misalnya, untuk membajak sawah sebelum Revolusi Industri menggunakan sapi atau kerbau, setelah Revolusi Industri mulai menggunakan traktor.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #674ea7;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi dibalik kemajuan yang diimpikan melalui Revolusi Industri ada masalah baru yang akan timbul, yaitu pemanasan global, karena setiap mesin yang digunakan akan menghasilkan gas buangan dari hasil pembakaran yang menimbulkan polusi (emisi gas rumah kaca).</span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #20124d;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">PENYEBAB</span></span></span></b><b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><span style="color: #38761d;">Kenapa Bisa Terjadi Pemanasan Global?</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: orange;"><br />
</span><span style="background-color: orange;"> </span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: orange;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: orange;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #274e13;"><span style="background-color: black;">Seperti telah disebutkan di atas penyebab utama pemanasan global adalah gas rumah kaca. Selama ini mungkin banyak salah persepsi mengenai efek rumah kaca. Banyak orang yang mengira bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh bangunan yang menggunakan banyak kaca, sehingga cahaya matahari terpantul dan melubangi atmosfer, namun bukan seperti itulah efek rumah kaca yang sebenarnya.</span></span></span></span></span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: orange;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #274e13;"><span style="background-color: black;">Efek rumah kaca berarti efek yang ditimbulkan oleh rumah kaca. Nah, bagaimana efek rumah kaca?</span></span></span></span></span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: orange;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #274e13;"><span style="background-color: black;">Sebenarnya rumah kaca dimanfaatkan oleh petani untuk menanam jenis tanaman yang membutuhkan panas lebih atau menanam pada musim dingin, karena kaca dapat meneruskan cahaya (panas), dan mengurung panas tersebut dalam rumah kaca, sehingga panas di dalamnya akan dapat dikendalikan. </span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: orange;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #274e13;"><span style="background-color: black;"> </span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: orange;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #274e13;"><span style="background-color: black;">Lalu apa hubungannya dengan pemanasan global? </span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: orange;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #274e13;"><span style="background-color: black;">Dalam hal ini bumi kita analogikan sebagai rumah kaca dan kacanya adalah gas rumah kaca. Apa itu gas rumah kaca? Gas rumah kaca adalah gas-gas yang dapat memerangkap panas, gas yang dapat menyerap panas.</span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span></span></span></span></span></div><div align="left" class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0.5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"> </span></span></span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: #660000;"><span style="color: #660000;"><span style="background-color: white;"><span style="background-color: white;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span></span></span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: 15pt; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><span style="color: #0b5394;">Macam-macam gas rumah kaca:</span></b></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="mso-special-character: line-break;" /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></div><ul><li><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: 0in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><span style="color: #0b5394;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></span><span style="background-color: #9fc5e8;"><span style="color: #0b5394;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></span><b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">Uap air,</span></span></b></span><b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> uap air ini dapat menjadi sebuah ‘lingkaran setan’, karena dengan semakin meningkatnya suhu bumi, maka air (laut, danau, dll) akan semakin banyak yang menguap dan menambah jumlah uap air di atmosfer, dengan kondisi demikian suhu bumi pun akan semakin meningkat, karena uap air juga merupakan gas rumah kaca.</span></span></b></div></li>
<li><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: normal; margin-bottom: 3pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: 0in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><span style="background-color: #9fc5e8;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">Karbondioksida (CO</span></span><sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">2</span></span></sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">)</span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">,</span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> gas CO</span></span><sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">2</span></span></sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> adalah faktor kedua terbesar penyebab pemanasan global. Tetapi, inilah faktor yang paling mungkin untuk kita kendalikan dalam rangka mengendalikan pemanasan global, karena sebagian besar gas CO</span></span><sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">2</span></span></sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> </span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">diproduksi dengan kesadaran kita sendiri (pembakaran, industri, dll), berbeda dengan uap air yang menguap dengan sendirinya.</span></span></div></li>
<li><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: normal; margin-bottom: 3pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: 0in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> </span></span><span style="background-color: #6fa8dc;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> </span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">Metan</span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">,</span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> merupakan insulator (zat penyerap, tidak menghantarkan, isolator) yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi (penambangan, pengeboran) dan transportasi (pengolahan) batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Gas ini efeknya lebih parah daripada CO</span></span><sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">2</span></span></sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding CO</span></span><sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">2</span></span></sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">, sehingga dampaknya tidak sebesar CO</span></span><sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">2</span></span></sub><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">.</span></span></div></li>
<li><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: normal; margin-bottom: 3pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: 0in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> </span></span><span style="background-color: #6fa8dc;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">Nitrogen oksida</span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">,</span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida.</span></span></div></li>
<li><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; line-height: normal; margin-bottom: 3pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-indent: 0in;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> </span></span><span style="background-color: #6fa8dc;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">Klorofluorokarbon (CFC)</span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;">,</span></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #0b5394;"> gas ini dihasilkan oleh pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas, AC, dll. Gas ini selain mampu menahan panas juga mampu mengurangi lapisan ozon, yang berguna untuk menahan sinar ultraviolet masuk ke dalam bumi.</span></span></div></li>
</ul>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-16623582325355541952011-12-28T22:35:00.000-08:002011-12-28T22:35:36.779-08:00genteng bercat putih kurangi dampak global warming<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%">Genteng Bercat Putih Kurangi Dampak Global Warming </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://linfolh.net/index.php?view=article&catid=35%3Aberita-depok&id=53%3Asungai-situ-di-depok-tercemar&format=pdf&option=com_content&Itemid=57" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://linfolh.net/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://linfolh.net/index.php?view=article&catid=35%3Aberita-depok&id=53%3Asungai-situ-di-depok-tercemar&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=57" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://linfolh.net/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://linfolh.net/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL2xpbmZvbGgubmV0L2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTUzOnN1bmdhaS1zaXR1LWRpLWRlcG9rLXRlcmNlbWFyJmNhdGlkPTM1OmJlcml0YS1kZXBvayZJdGVtaWQ9NTc=" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://linfolh.net/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr> <td valign="top"> <span class="small"> Written by Subbid Pemberdayaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup </span> </td> </tr>
<tr> <td class="createdate" valign="top"> Monday, 12 April 2010 18:16 </td> </tr>
<tr> <td valign="top"> <div class="node"> <div class="content"> <span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;">Dalam Simposium Nobel Laureate di London akhir Mei lalu, Menteri Energi Amerika Serikat Prof Steven Chu melontarkan ide kontroversial, yaitu mengusulkan atap-atap rumah dan jalanan dicat putih dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global.<br />
Apa betul mengecat putih atap rumah bisa melawan kecenderungan pemanasan global? ”Dengan mencerahkan warna seluruh atap dan jalan, ini setara dengan menghilangkan seluruh kendaraan di dunia dari jalanan selama 11 tahun,” ujar peraih Nobel Fisika tahun 1997 ini kepada The Times.<br />
Permukaan atap atau jalanan yang berwarna lebih cerah akan meningkatkan kemampuan albedo, yaitu kemampuan Bumi memantulkan kembali radiasi sinar Matahari ke luar angkasa. Menurut Chu, atap berwarna pucat atau putih memiliki tingkat albedo hingga 0,8 (80 persen). Ini juga membuat rumah lebih dingin sehingga mengurangi pemakaian energi listrik, khususnya pendingin udara.<br />
Bandingkan dengan permukaan atap biasa yang albedonya hanya 0,2. Semakin rendah albedo, semakin tinggi pula Bumi menyerap radiasi sinar Matahari. Suhu di Bumi pun semakin panas. Materi yang memiliki kemampuan tinggi merefleksi radiasi sinar matahari adalah es, sementara yang terendah di antaranya lautan dan hutan lebat.<br />
Berdasarkan data rekaman Clouds and Earth Radiant Energy System (CERES)—salah satu instrumen satelit milik NASA—rata-rata tingkat albedo Bumi saat ini adalah 0,3. Penurunan 0,001 point saja bakal berdampak besar bagi iklim di Bumi.<br />
Penurunan ini nyatanya betul-betul tengah terjadi. Seperti dilaporkan di dalam American Journal of Science, tingkat albedo Bumi terus melemah. Dalam kurun waktu empat tahun saja (2000-2004), CERES mencatat albedo Bumi turun 0,0027 poin. Ini setara dengan peningkatan energi tertahan di Bumi sebesar 0,9 watt per meter persegi. Suhu rata-rata di Bumi pun semakin meninggi.<br />
<br />
Rekayasa kebumian</span><br />
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;">Ide Chu yang sederhana tetapi mengena tentang gerakan mengecat putih atap dan jalanan adalah bagian dari upaya yang kini tengah populer diperdebatkan, yaitu geoengineering (rekayasa kebumian).<br />
Ini adalah suatu paradigma baru melawan gejala pemanasan global dengan menggunakan bantuan rekayasa teknik dan geologi guna membalikkan efek pemanasan.<br />
Memanipulasi iklim Bumi, baik melalui unsur fisik, kimia, maupun biologis, khususnya komposisi atmosfer di Bumi secara drastis, demi membalikkan efek pemanasan global adalah tujuan dari paradigma ini.<br />
Mereka yang pro paradigma ini berpandangan, penguasaan iptek mengizinkan manusia untuk bertindak, berbuat sesuatu, demi kelangsungan hidup mereka. Termasuk di antaranya adalah memanipulasi iklim.<br />
American Meterorological Society telah memasukkan geoengineering sebagai salah satu dari tiga strategi proaktif untuk mengurangi risiko kehidupan akibat dampak pemanasan global. Geoengineering menjadi opsi yang terbilang paling ekstrem untuk mengatasi efek pemanasan global dibandingkan dengan dua strategi lainnya, yaitu mitigasi (mengurangi emisi gas CO) dan adaptasi.<br />
<br />
Tiga kategori<br />
<br />
Usulan geoengineering meliputi tiga kategori penting. Pertama, mengurangi level efek rumah kaca di atmosfer lewat manipulasi dalam skala global, misalnya, melalui penumbuhan spesies fitoplankton nonhabitat asli secara besar-besaran atau menabur bijih besi di lautan untuk meningkatkan skala penyerapan gas CO di udara.<br />
Kedua, mendinginkan Bumi dengan cara memperbesar albedo Bumi melalui pembuatan kaca-kaca pemantul radiasi sinar matahari atau menginjeksikan sulfur dioksida (SO) ke dalam lapisan stratosfer ataupun ke permukaan laut.<br />
Lalu, ketiga, manipulasi skala besar lainnya, misalnya, berupa pembuatan megaproyek pipa vertikal di lautan lepas yang didesain meningkatkan proses transfer absorb panas dari permukaan laut ke tanah.<br />
Persoalannya, sebesar dampak perubahannya menurunkan efek pemanasan global, opsi-opsi geoengineering ini juga berisiko besar menghasilkan perubahan, ketidakseimbangan ekologis, ataupun ekosistem di Bumi. Injeksi sulfur dioksida (SO) ke lapisan stratosfer, misalnya, berisiko besar menciptakan fenomena hujan asam.<br />
Alan Robock, Direktur Meteorologi di Pusat Prediksi Lingkungan Rutgers University, New Jersey, AS, mengatakan, setidaknya ada 20 alasan bahwa geoengineering bisa menjadi ancaman global baru.<br />
Mulai dari kemungkinan mengubah iklim lokal, pengasaman air laut, penipisan ozon, pengerdilan tanaman, berkurangnya bahan baku energi alternatif surya, hingga kekhawatiran terhadap faktor human error di dalam melaksanakan proses rekayasa itu.<br />
<br />
Pulihkan diri sendiri<br />
<br />
Terlepas dari mendesaknya penanganan akan pemanasan global mengingat laju peningkatan konsentrat CO di udara terus meningkat, hingga melampaui 80 ppm dari konsentrasi ideal, Alan menyarankan perlunya alternatif lain.<br />
Menurut dia, upaya pengurangan dampak pemanasan global lebih berat pada nuansa politisnya ketimbang nuansa teknisnya. Misalnya, dengan mendorong masyarakat lebih menggunakan energi putih (energi alternatif). Serta, secara bersamaan membiarkan Bumi untuk memulihkan dirinya sendiri. Namun, pandangan ini ditentang mereka yang pro dengan paradigma geoengineering.<br />
”Jika kita tidak melakukan apa pun, secara alamiah Bumi memang bisa memulihkan dirinya sendiri. Tetapi, itu membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun dari sekarang, seperti terjadi 55 juta tahun lalu. Persoalannya, apakah kita bisa bertahan selama itu?” tutur James Lovelock, ilmuwan sekaligus pemerhati lingkungan yang bekerja untuk NASA.<br />
Pengemuka Hipotesis Gaia ini berpendapat, upaya pemulihan diri Bumi terhadap pemanasan global harus dibantu percepatannya melalui tangan manusia. Ia pesimistis, tanpa suatu upaya revolusioner, pemanasan global ke depan akan kian parah.<br />
”Saat itu kita akan melampaui suatu titik di mana efek (pemanasan global) tidak bisa lagi dibalikkan,” ujarnya kepada Livescience.<br />
Di tengah segala pro-kontra yang terjadi mengenai geoengineering, Chu mencoba mengambil titik tengah. Menurut dia, usulan gerakan memutihkan atap dan jalan termasuk ke dalam geoengineering lunak. Karena, langkah itu relatif tidak menghasilkan risiko perubahan ekologi atau ekosistem Bumi.<br />
Memutihkan atap dan jalanan adalah satu-satunya usulan geoengineering yang akan disikapi secara serius oleh Pemerintah AS saat ini. Jika diterapkan di 100 kota besar di dunia, dampak gerakan ini setara dengan menghilangkan 44 miliar ton CO di udara.<br />
Kebijakan ini telah diimplementasikan secara bertahap di Negara Bagian California, AS. Usulan yang terdengar sederhana, tetapi tampaknya bakal sulit diterapkan jika tidak diikuti kesadaran tinggi dari manusia untuk sedikit berkorban demi masa depan Bumi. Kompas.com</span><br />
</div></div></td> </tr>
<tr> <td class="modifydate"> Last Updated on Thursday, 17 March 2011 03:20 </td> </tr>
</tbody></table><span class="article_separator"> </span> <div id="column3"> <div class="moduletable"> <h3>Berita Terakhir</h3><ul class="latestnews"><li class="latestnews"> <a class="latestnews" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=68:pengelolaan-bahan-berbahaya-a-beracun-b3-dan-limbah-berbahaya-a-beracun-lb3&catid=39:serba-serbi-lhdpk&Itemid=59"> Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3) dan Limbah Berbahaya & Beracun (LB3)</a> </li>
<li class="latestnews"> <a class="latestnews" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=67:pilot-project-pengelolaan-limbah-berbahaya-dan-racun-b3-skala-rumah-tangga&catid=39:serba-serbi-lhdpk&Itemid=59"> Pilot Project Pengelolaan Limbah Berbahaya Dan Racun (B3) Skala Rumah Tangga</a> </li>
<li class="latestnews"> <a class="latestnews" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=66:sosialisasi-undang-undang-no-32-tahun-2009-tentang-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup&catid=39:serba-serbi-lhdpk&Itemid=59"> Sosialisasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup</a> </li>
<li class="latestnews"> <a class="latestnews" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=65:proses-pembakaran-inceneration-limbah-b3&catid=39:serba-serbi-lhdpk&Itemid=59"> Proses Pembakaran (Inceneration) Limbah B3</a> </li>
<li class="latestnews"> <a class="latestnews" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=64:teknologi-pengolahan-limbah-b3&catid=39:serba-serbi-lhdpk&Itemid=59"> Teknologi Pengolahan Limbah B3</a> </li>
</ul></div><div class="moduletable"> <h3>User Online</h3>We have 3 guests online </div><div class="moduletable"> <h3>Populer</h3><ul class="mostread"><li class="mostread"> <a class="mostread" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=63:teknologi-pengolahan-limbah-b3&catid=36:berita-nasional&Itemid=57"> Teknologi Pengolahan Limbah B3</a> </li>
<li class="mostread"> <a class="mostread" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=68:pengelolaan-bahan-berbahaya-a-beracun-b3-dan-limbah-berbahaya-a-beracun-lb3&catid=39:serba-serbi-lhdpk&Itemid=59"> Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3) dan Limbah Berbahaya & Beracun (LB3)</a> </li>
<li class="mostread"> <a class="mostread" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=57:buku-laporan-status-lingkungan-hidup-daerah&catid=37:publikasi-lh-depok&Itemid=58"> Buku Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah</a> </li>
<li class="mostread"> <a class="mostread" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=55:laporan-periodik-per-bulan-volume-sampah-harian&catid=37:publikasi-lh-depok&Itemid=58"> Laporan Periodik per Bulan Volume Sampah Harian</a> </li>
<li class="mostread"> <a class="mostread" href="http://linfolh.net/index.php?option=com_content&view=article&id=52:tahun-2010-septic-tank-akan-diperbanyak&catid=34:berita-lh&Itemid=57"> Hikmah Puasa dan Kesadaran Lingkungan Hidup</a> </li>
</ul></div><div class="moduletable"> <h3>Polling</h3><form action="index.php" method="post" name="form2"> <table align="center" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0" class="poll"><thead>
<tr> <td style="font-weight: bold;"> Lingkungan Hidup Sikap Anda </td> </tr>
</thead> <tbody>
<tr> <td align="center"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="pollstableborder"><tbody>
<tr> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <input alt="1" id="voteid1" name="voteid" type="radio" value="1" /> </td> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <label for="voteid1"> Sangat Perlu </label> </td> </tr>
<tr> <td class="sectiontableentry1" valign="top"> <input alt="2" id="voteid2" name="voteid" type="radio" value="2" /> </td> <td class="sectiontableentry1" valign="top"> <label for="voteid2"> Biasa </label> </td> </tr>
<tr> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <input alt="3" id="voteid3" name="voteid" type="radio" value="3" /> </td> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <label for="voteid3"> Cuek </label> </td> </tr>
<tr> <td class="sectiontableentry1" valign="top"> <input alt="4" id="voteid4" name="voteid" type="radio" value="4" /> </td> <td class="sectiontableentry1" valign="top"> <label for="voteid4"> Tanggung Jawab Pemerintah </label> </td> </tr>
<tr> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <input alt="5" id="voteid5" name="voteid" type="radio" value="5" /> </td> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <label for="voteid5"> Swasta harus dilibatkan </label> </td> </tr>
<tr> <td class="sectiontableentry1" valign="top"> <input alt="6" id="voteid6" name="voteid" type="radio" value="6" /> </td> <td class="sectiontableentry1" valign="top"> <label for="voteid6"> Penghijauan </label> </td> </tr>
<tr> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <input alt="7" id="voteid7" name="voteid" type="radio" value="7" /> </td> <td class="sectiontableentry2" valign="top"> <label for="voteid7"> Kebersihan Lingkuangan </label> </td> </tr>
</tbody></table></td> </tr>
<tr> <td> <div align="center"> </div></td> </tr>
</tbody></table></form></div></div><div id="footer"> <div id="footer_left"> <div id="copyright">Lingkungan Hidup Depok</div></div></div>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-53835395754123179732011-12-28T22:30:00.001-08:002011-12-28T22:30:53.577-08:00penyebab global warmingSejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?<br />
<a name='more'></a><br />
<span id="more-205"></span><br />
Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca? <br />
Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.<br />
Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).<br />
Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.<br />
Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.<br />
Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.<br />
Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.<br />
Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.<br />
Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).<br />
<img alt="global warming" class="aligncenter" height="380" src="http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2008/02/ipcc2007.jpg" title="global warming" width="500" /><br />
Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.<br />
Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.<br />
Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.<br />
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-80976799958820446162011-12-28T22:29:00.001-08:002011-12-28T22:29:28.877-08:00jaman setelah global warmingSudahkah Anda menyiapkan diri jika zaman es tiba-tiba datang seperti pencuri di malam hari? Sejarah menunjukkan saat global warming mencapai puncaknya, hanya dalam 72 jam bumi secara tiba-tiba menjadi dingin dan tertutup es, persis seperti digambarkan film The Day After Tomorrow.<br />
<div style="text-align: center;"><img alt="haxims.blogspot.com" border="0" class="tcattdimgresizer" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTDSVzeAi83oX3vigOgHRAnfcb3bsartCGQiFD0fwSWAdTsY45-_bQMAzmmXv98EW0APpHd1s3qejrE3bAqB8fTEDPiLQrwBcBMKaO506VzvksoVDfF9R0hlYrmN3W-sUi_hDuak2DTuA/s400/bumi-es.jpg" title="Haxims.blogspot.com" /></div>Hukum utama dari ilmu kebumian adalah “Masa sekarang adalah kunci ke masa lalu dan masa lalu adalah kunci ke masa depan”. Hal ini dimaksudkan bahwa apa yang dialami pada masa sekarang, merupakan hasil dari proses di masa lalu.<a name='more'></a><br />
<br />
Dan jika kita mengetahui proses apa saja yang terjadi di masa lalu yang membentuk masa kini, maka kita akan mempunyai sejumlah model berbagai proses di masa lalu yang akan membantu manusia untuk membuka kunci apa yang akan terjadi di masa depan.<br />
<br />
Jika kita berusaha untuk menyusun, menghubungkan, dan meringkas berbagai data ilmiah, geologi, dan informasi kuno yang berkaitan dengan peristiwa masa lalu dan potensi kejadian lebih lanjut di masa depan, maka akan diperoleh gambaran yang tidak terlalu menyenangkan.<br />
<br />
Data inti es Antartika menunjukkan bahwa zaman es terjadi kira-kira setiap 100.000 tahun dan datangnya tepat seperti jarum jam. Setiap kali akan memasuki zaman es, selalu di tandai dengan global warming, yang ketika mencapai puncak secara drastis akan membawa bumi memasuki zaman es.<br />
<br />
Zaman es yang terakhir dimulai kurang lebih 105.000 tahun yang lalu, dengan lama sekitar 85.000 tahun. Sejak 20.000 tahun yang lalu, bumi mulai memanas dan es mulai mencair. Sisa dari zaman es masih dapat dilihat di berbagai belahan bumi, terutama di Artik dan Antartika.<br />
<br />
Pencairan es ini disebabkan karena bumi mulai memanas secara gradual dan sejak 5 tahun terakhir begitu banyak es yang mencair. Baru-baru ini sebongkah gunung es sebesar negara Luxemburg di Antartica runtuh dan mencair.<br />
<br />
Bukan hanya itu saja, sejak 120 tahun yang lalu, permukaan air laut juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pemanaan global memang betul telah terjadi.<br />
<br />
Namun hal yang sering diabaikan adalah kenyataan di masa lalu, di mana setiap terjadi global warming selalu diikuti dengan kembalinya zaman es. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika global warming yang kita alami sekarang adalah tanda dari berakhirnya zaman inter-glacial dan kita harus bersiap-siap masuk kembali ke zaman es.<br />
<br />
Ironisnya, dunia saat ini meributkan apa yang akan terjadi dengan global warming dan berbagai protokol serta aturan dikeluarkan untuk mengantisipasi jika bumi semakin panas. Hal yang dilupakan, adalah sejarah di masa lalu selalu menunjukkan bahwa puncak dari global warming akan diikuti dengan kembalinya zaman es.<br />
<br />
Sudahkah Anda menyiapkan diri jika zaman es tiba-tiba datang seperti pencuri di malam hari? Mengapa demikian. Sejarah menunjukkan bahwa ketika global warming mencapai puncaknya secara tiba-tiba dalam kurun waktu hanya 72 jam, bumi mendadak menjadi dingin dan es menutupi permukaan bumi, persis seperti yang digambarkan dalam film The Day After Tomorrow.<br />
<br />
Beberapa indikasi ke arah itu sudah nampak dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Laut di China Selatan tiba-tiba membuat banyak kapal laut tidak berdaya karena tertutup es. Kota Perth mendadak lumpuh karena hanya dalam waktu 11 jam turun hujan es yang menghancurkan 150.000 rumah dan membuat rumah sakit di sana penuh dengan korban.<br />
<br />
Presiden Obama pun mengatakan bahwa yang terjadi bukan armagedon tetapi snowmagedon, ketika AS mengalami badai salju yang luar biasa besar dan dingin, sehingga membatalkan perjalanannya ke luar negeri.<br />
<br />
Jika dihubungkan dengan “tidurnya” sunspot, tidak berlebihan jika dalam 2 tahun ini kita akan melihat musim panas di Eropa dan Amerika akan menjadi lebih dingin dibanding tahun-tahun sebelumnya. Snowmagedon kelihatannya sedang bersembunyi untuk menyergap mangsanya yang sedang tidur. Bersiaplah.<br />
<br />
*) Richard Claproth adalah lulusan geologi ITB dan pakar ilmu bumi bergelar Ph.D dari University of Wollongong Australia. Pria yang menilai sains dan spiritualitas bisa selaras ini, juga penerima beasiswa dari UNESCO di International Institute for Research in Geothermal Science Pisa Italia.<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;"><br />
Artikel ini diAmbil Dari => <a href="http://haxims.blogspot.com/2010/05/zaman-es-setelah-global-warming.html#ixzz1hu1I86Lp" style="color: #003399;">http://haxims.blogspot.com/2010/05/zaman-es-setelah-global-warming.html#ixzz1hu1I86Lp</a> <br />
By Haxims </div>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-80633050202708947142011-12-28T22:26:00.000-08:002011-12-28T22:26:20.164-08:00Pengurangan Dampak Global Warming dari Sisi Pertanian<h2>Pengurangan Dampak Global Warming dari Sisi Pertanian</h2><span class="merah">Budi W - GudegNet</span> <div style="padding-top: 3px;"><span></span></div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" src="http://gudeg.net/images/upload/20111122_globalwarming2.jpg" /><br />
<br />
Emisi CO2 menjadi faktor utama perubahan iklim sehingga memacu adanya Global Warming yang saat ini terjadi perlahan namun pasti. Dari sebuah riset, ditemukan bahwa Indonesia menyumbang 800 juta ton atau berkisar sepersepuluh emisi CO2 Amerika Serikat. Sedangkan emisi yang asalnya dari alih guna lahan adalah 600 juta ton. <br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Hingga kini, Indonesia adalah salah satu negara yang menduduki urutan ketiga yang menghasilkan emisi CO2 terbanyak dengan jumlah antara tiga hingga empat Giga ton. <br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. Ir. Gunawan Budianto, MP mengatakan bahwa akumulasi gas CO2 yang ada itu merupakan akumulasi pemanfaatan energi dan industri secara siginifikan. menurutnya, proses tersebut harus diimbangi dengan meningkatkan jumlah vegetasi. <br />
<br />
<div style="text-align: justify;">“Kita harus merumuskan strategi reduksi dan atau adaptasi, sedangkan proses mitigasi terhadap dampak perubahan iklim lebih banyak didekati dari sudut kebencanaan” jelasnya. <br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Sebagai contoh, strategi reduksi bisa dilakukan pada bidang pertanian. "Dalam mengurangi laju pemanasan global dan perubahan iklim sebenarnya dapat dimaulai dari adanya kenyataan bahwa kegiatan pertanian merupakan salah satu penyumbang lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer," ungkapnya. <br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Sedangkan strategi adaptasi pada perubahan iklim yang bisa diupayakan di bidang pertanian adalah dengan mengubah kultur teknis bertani yang selama ini telah berjalan. <br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Ia berharap dengan adanya seminar “Strategi Reduksi dan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Bidang Pertanian” ini bisa memberikan kontribusi positif bagi Kementerian Lingkungan Hidup untuk memperhatikan bidang pertanian di Indonesia.</div></div></div></div></div></div></div><br />
<span class="tag"></span>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-72761273662633947612011-12-28T22:24:00.000-08:002011-12-28T22:24:19.135-08:00DAMPAK GLOBAL WARMING TERHADAP KESEHATAN HEWAN<table border="0" class="maintable" style="width: 650px;"><tbody>
<tr><td> <span style="color: #990000; font-family: century gothic; font-size: small;"><b>DAMPAK GLOBAL WARMING TERHADAP KESEHATAN HEWAN</b></span> <br />
</td> </tr>
<tr> <td><br />
</td> </tr>
<tr> <td><img align="left" border="1" height="250" hspace="9" src="http://www.deptan.go.id/bbkptgpriok/admin/image/GlobalWarming.jpg" width="380" /> <span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Global warming atau pemanasan global adalahgejala alam yang sangat mengkhawatirkan dan membahayakan bagi kelangsunganhidup manusia di muka bumi tercinta ini. Global warming atau pemanasan globalitu adalah akibat dari menipis bahkan berlubangnya lapisan ozon pada atmosfer.Banyak sekali fungsi ozon bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi,diantaranya adalah sebagai pelindung muka bumi dari radiasi matahari yangsangat membahayakan kehidupan makhluk hidup di bumi kita tercinta ini</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Global warming menunjukkan peningkatansuhu rata-rata udara permukaan bumi dan lautan pada dekade terakhir danpeningkatan suhu ini masih akan terus berlangsung. Suhu udara rata-ratapermukaan bumi meningkat 0.74 + 0.18 C dalam 100 tahun terakhir. Prediksi bahwasuhu global cenderung meningkat sebesar 1.1 sampai 6.4 C antara tahun 1990 dan2100.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">II.<span> </span>PENYEBAB</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 8pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Peningkatan suhu bumi sebenarnya dapatterjadi secara alami, namun penyebab utama global warming ini adalah tingginyalevel greenhouse gases, terutama CO2 dan metan dalam skala masif di atmosferakibat aktifitas manusia, seperti tingginya laju pembakaran bahan bakar fosilseperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam dan perubahan fungsi lahanterutama deforestasi. sebagai resiko dari aktivitas industri, transportasi, danrumah tangga. Aktivitas tersebut meningkat seiring dengan pertambahan pendudukdan keinginan masyarakat modern yang semakin beragam.</span></div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span>Bumi,merupakan kesetimbangan antara energi (panas) yang dipancarkan matahari danenergi yang dilepaskan kembali ke luar angkasa. Secara alamiah, sekitar sepertigaenergi dilepaskan kembali, sementara sisanya diserap atmosfir, daratan, danlautan. Inilah yang membuat bumi menjadi hangat. Tapi, ketika komposisiatmosfer berubah sebagai akibat penambahan karbon dioksida, maka temperaturbumi pun ikut berubah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span>Manusiadalam memenuhi kebutuhan hidupnya pasti mempengaruhi lingkungan. Semakin banyakjumlah manusia maka kecenderungan kerusakan lingkungan semakin besar. Semakinbanyak kebutuhan manusia, semakin cepat terdegradasi lingkungan di sekitarnya.Kebutuhan manusia dapat diperhitungkan dan dipenuhi oleh sumber alam yang adadi muka bumi, namun keinginan manusia sangatlah banyak. Memenuhi semuakeinginan manusia hanya akan memperburuk keadaan. Perbandingan pola produksidan konsumsi di antara negara berkembang dan negara maju membuktikan haltersebut. Beberapa ilmuwan menyatakan pemanasan global terjadi karena faktoralam. Namun sebagian besar lagi menyatakan hal itu terjadi karena ulah manusia.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Industrialisasiyang dilakukan negara-negara maju, terutama Amerika Utara dan Eropa. Merekamenyumbang sekitar 22 milyar ton karbon per tahun�terutama dari konsumsi BBM,industri, dan penebangan hutan. Di antara negara maju, penyumbang emisiterbesar adalah Amerika (36,1%) disusul Rusia (17,4%), Jepang, dan negara Eropalainnya dalam persentase kurang dari 10%. Bandingkan dengan negara-negaraberkembang seperti Asia, Amerika Selatan, dan Afrika yang �cuma� menyumbangsekitar 4 milyar karbon per tahun�itu pun bukan dari industri, melainkanperubahan penggunaan lahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span>Negara-negara berkembang punya hakdan keinginan untuk meningkatkan standar hidup mereka. Mau tak mau mereka akanmengkonversi hutan, menggalakkan industrialisasi, yang pada akhirnya akanmenyumbang emisi lebih banyak ke atmosfir bumi.yang akan menimbulkanmasalah-masxalah ekonomidan politik.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">III.<span> </span>DAMPAK</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Banyakliteratur yang menyebutkan bahwa global warming turut bertanggungjawab terhadapterjadinya becana-bencana alam di belahan bumi ini, seperti gelombang panas,badai-badai tropis, banjir besar, ataupun kekeringan berkepanjangan yangmelanda beberapa negara beberapa tahun terakhir ini. Selain menelan korbanjiwa, bencana-bencana tersebut telah menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, dansosial yang sangat besar. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 8pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span>Meningginya level permukaan laut akibatglobal warming juga telah menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat penghunipulau-pulau kecil di beberapa negara akan keberadaan tempat tinggalnya padabeberapa tahun yang akan datang.Permukaan air laut meningkat tujuh -23 inci diakhir abad yang lalu dan mengancam kawasan pantai dan menimbulkan badai danangin topan. </span><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Asia adalah kawasan paling berbahaya. Lima negara yang terancam adalahCina, India, Bangladesh, Vietnam, dan Indonesia.Akibatnya, temperatur globalnaik 0,6�C dan permukaan air laut naik 20 cm. Kalau dibiarkan saja, tahun 2100nanti temperatur global naik antara 1,4�C hingga 5,8�C dan permukaan laut bisabertambah sampai 80 cm.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Padatahun 1958 dilakukan pengujian kadar CO2 di pegunungan Manua Loa, Hawaii.Hasilnya kandungan CO2 di atmosfir meningkat jadi 316 ppmv�dibandingkan 200ppmv di jaman es dan 280 ppmv di jaman sebelum industrialisasi modern.Belakangan, kadar CO2 sudah meningkat jadi 370 ppmv dan diperkirakan adapenambahan sekitar 160 milyar ton CO2 di atmosfir dalam 100 tahun terakhir.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Jakartaadalah satu dari 180 kota di dunia yang 70 persen wilayahnya berada di kawasanpantai berelevasi rendah yang terancam oleh naiknya permukaan laut akibatpemanasan global itu. Kota lainnya antara lain Tokyo, New York, Mumbai diIndia, Shanghai, dan Dhaka.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kawasan pantai akanterkena dampak paling buruk dari pemanasan global. pada 2080 lebih dari 100juta manusia akan terkena bencana banjir tiaptahun. </span><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Bahkan pada 2090 merekameramalkan terjadinya air bah raksasa di Amerika Utara. Berulang tiga sampaiempat tahun sekali.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span>Selama 100 tahun terakhir, rata-rata suhubumi telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celcius, dan diperkirakan akanmeningkat sebesar 1,4 sampai 5,8 derajat Celcius pada 2050. Kenaikan suhu ini,akan mengakibatkan mencairnya es di kutub, menaikkan suhu lautan hingga volumedan permukaan air laut meningkat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Bahkankalau sampai lapisan ozon di atmosfer bumi semakin lama semakin menipis danakhirnya berlubang akan mencairkan es di kutub dan air dari pencairan estersebut dapat membanjiri daratan-daratan di muka bumi. Walhasil kalau semuaitu terjadi maka bumi kita ini hanya akan menjadi kenangan saja. Semua itukemungkinan besar dapat terjadi dalam waktu yang relatif dekat. Itu didasarkanpada beberapa penemuan para ahli yang menemukan bahwa lubang ozon di kutubselatan sudah mencapai dua kali luas benus Eropa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Akibatlangsung dari adanya pemanasan global itu, seperti, perubahan cuaca dan iklimglobal, sistem pertanian dan persediaan bahan makanan, migrasi hewan dan penurunanjumlah spesies hewan dan tumbuhan. Selanjutnya, krisis sumber daya air yangmempunyai potensi untuk terjadinya konflik antar sektor dan antar pengguna.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Dampaklainnya terhadap kesehatan manusia dengan munculnya berbagai penyakit hewan, ,manusia dan penyakit Zoonossis.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><span> </span>Global warming juga diyakini sebagaipenyebab munculnya wabah penyakit-penyakit yang disebarkan oleh vektor. Dimana,perubahan iklim dapat merubah pola distribusi dari vektor-vektor tersebut danjuga mempengaruhi laju reproduksi dan maturasi dari agen infektif yang ada didalam tubuh vektor. Kondisi inilah yang diyakini menjadi salah satu penyebabtingginya kejadian Malaria dan Dengue pada beberapa negara, termasuk Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><b><i><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span></i></b></div></span></td></tr>
</tbody></table>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-38715858624959900182011-12-28T22:14:00.000-08:002011-12-28T22:14:38.953-08:00Dampak Pemanasan Global terhadap pariwisataBali harus mempunyai sejumlah skenario pariwisata sepuluh atau dua puluh tahun mendatang karena dampak pemanasan global. Lingkungan alam dan pertanian adalah modal utama pariwisata Bali yang sangat rentan dengan fenomena perubahan iklim saat ini.<br />
Hal ini terungkap dalam diskusi Mencari Format Pariwisata Bali yang Berelanjutan di Kampus Fakultas Pariwisata Universitas Udayana beberapa waktu lalu.<br />
<a name='more'></a><br />
“Dimensi lingkungan alam sebagai modal dasar pariwisata sedang mengalami ancaman berat akibat ekonomi global dan ancaman perubahan iklim. Bali tidak boleh menyerah pada kekuasaan,” ujar M. Baiquni, peneliti Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta.<br />
Pariwisata pun, menurutnya berkontribusi dalam penurunan kualitas lingkungan bila melampaui batas-batas kemampuan alam untuk memulihkan dirinya. Climate Change dan global warming menjadi pembahasan peneliti internasional di bidang pariwisata dua dekade ini, karena makin banyaknya bencana alam dan kekeringan di dunia.<br />
“Di Indonesia, pasca krisis ekonomi 1997 akan diperparah dengan krisis ekologi yang berujung pada krisis multidimensi kemudian krisis total,” tambah Baiquni yang juga Dosen Geografi di UGM ini.<br />
Ia memaparkan empat skenario pariwisata 2020 di Indonesia. Pertama, skenario menjadi kuli di negeri sendiri. Menurut Baiquni skenario ini akibat dari kebijakan pemerintah yang selalu berpihak pada bisnis besar dan global sehingga pemodal asing menguasai sistem pariwisata Indoensia.<br />
“Pemodal asing menguasai pasar ekspor kerajinan rakyat di kota maupun pelosok desa. Ekspor kerajinan meningkat namun nilai tambah dan kreatifitas diserap industri global,” ujarnya.<br />
Ia mencontohkan pengrajin perak Kota Gede (Jogjakarta) yang dibawa ke Malaysia, pengrajin kayu di Jepara (Jawa Tengah) diajak ke Thailand, serta pengerajin perhiasaan di Gianyar (Bali) yang dibujuk pindah kerja ke Malaysian dan Singapura.<br />
“Wisatawan tak lagi datang ke desa dan kampung pengrajin serta kecenderungan disain etnik dipatenkan oleh pengusaha asing,” kata Baiquni.<br />
Ia juga memaparkan scenario positif seperti “kura-kura dalam perahu”, yang memadukan usaha local dan global yang diatur oleh pemerintahan besih dan berdimensi multikultur. Pengharagaan atas keragaman namun tak mematikan.<br />
Sementara I Ketut Narya, Kepala Seksi Pengembangan Kebijakan Dinas Pariwisata Bali mengatakan pariwisata budaya masih menjadi landasan master plan kebijakan pariwisata Bali.<br />
Ini berbeda dengan hasil penelitian Dinas Pariwisata dan pusat penelitian pariwisata Unud yang menyebutkan jenis pariwisata yang potensial dikembangkan adalah eco tourism, marine tourism, dan spiritual tourism.<br />
Sayangnya, Narya mengakui Bali mempunyai kendala besar di ancaman keruskaan lingkungan seperti terumbu karang, irigasi pertanian, dan manajemen pariwisata.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-45260342073805775012011-12-28T22:11:00.000-08:002011-12-28T22:11:46.070-08:00Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan<div class="headline_area"> <h1 class="entry-title">Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan</h1><div class="headline_meta"><br />
<span class="author vcard fn"></span><abbr class="published" title="2008-05-25"></abbr></div></div><div class="dropcap-first">Pemanasan global (<em>Global Warming</em>) memberi dampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pada bidang kesehatan. <a href="http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/graphic/2007/12/17/GR2007121700096.html" target="_blank">The Washington Post</a> menggambarkannya dalam sebuah diagram yang menarik:</div><div style="text-align: center;"><img alt="Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan" src="http://www.andaka.com/images/pemanasan_global_dan_kesehatan.jpg" /></div>Pada gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan degradasi lingkungan.<span id="more-122"></span><br />
<strong>Perubahan cuaca dan lautan</strong> dapat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (<em>heat stroke</em>) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.<br />
<a name='more'></a><br />
<strong>Pergeseran ekosistem</strong> dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (<em>Waterborne diseases</em>) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (<em>vector-borne diseases</em>). Mengapa hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk <em>Aedes aegypti</em> sebagai vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.<br />
<strong>Degradasi Lingkungan</strong> yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada <em>waterborne diseases</em> dan <em>vector-borne disease</em>. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-36252965769982410472011-12-28T22:08:00.000-08:002011-12-28T22:08:23.091-08:0010 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming<div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;">Perubahan iklim yang ekstrim dapat mengakibatkan hilangnya ciri dari sebuah daratan. Entah itu naiknya permukaan laut, penggurunan, angin musim yang deras, gletser meleleh atau pengasaman laut, perubahan iklim dengan cepat akan mengubah daratan planet kita.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><a href="" name="more"></a><br />
<span style="font-size: 100%;">Kita mungkin akan menjadi salah satu generasi terakhir yang dapat melihat dan mengenali 10 tempat di bawah ini yang kemungkinan akan lenyap terlebih dahulu apabila terjadi perubahan iklim yang ekstrim.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span></span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>1. Taman Nasional Glacier </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/11/27/10/6573511/remote_image20111122-8630-1vrt90-0.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Lebih dari 100 tahun yang lalu, ada sebanyak 150 gletser bertebaran di seluruh Glacier National Park. Pada tahun 2005, hanya tinggal 27 dan diperkirakan mereka juga akan menghilang pada tahun 2030, atau bahkan sebelum itu.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Banyak dari spesies tanaman dan hewan yang membutuhkan air dingin, yang berarti ekosistem taman dapat berubah secara dramatis ketika gletser hilang.</span><a name='more'></a><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>2. Venesia, Italia</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/12/28/11/6573512/remote_image20111122-8630-uykt5e-0.jpg" /></span></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Venesia pernah mengalami banjir parah pada bulan November 2009, ketika tingkat air mencapai 131 cm. Venesia telah lama tenggelam, tapi naiknya permukaan air laut telah membuat situasi lebih mengerikan.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Frekuensi banjir meningkat setiap tahun, meninggalkan banyak pertanyaan berapa lama lagi Venice bisa tinggal di atas air.</span><br />
<br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>3. Great Barrier Reef </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/13/29/12/6573513/remote_image20111122-8630-1ip5zx9-0.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Great barrier reef dapat dilihat dari angkasa, tapi muilai menghilang secara bertahap seiring perubahan iklim. Meningkatnya suhu lautan, pencemaran air, pengasaman laut dan badai terus merusak terumbu dan telah menyebabkan pemutihan karang massa.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>4. Sahara Afrika </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/14/30/13/6573514/remote_image20111122-8630-3zgml-0.jpg" style="height: 241px; width: 374px;" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Sahara di Afrika semakin bertambah luas dengan perluasan 0,5 kilometer per bulan. Gurun ini sudah menjadi terbesar di dunia, dan masih bisa meluas lagi kesemua Afrika Utara, mengubah lingkungan benua afrika.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>5. Maladewa </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/10/26/9/6573510/remote_image20111122-8630-3e9far-0.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Maladewa adalah negara terendah di dunia, dengan ketinggian rata-rata hanya 1,5 meter (4 kaki, 11 inci) di atas permukaan laut. Jika permukaan air laut naik terlalu banyak, negara itu bisa mendapatkan sebuah gelar yang tidak diinginkan, "Negara pertama yang ditelan oleh laut karena pemanasan global."</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>6. Patagonia </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/15/31/14/6573515/remote_image20111122-8630-1iv8b0f-0.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Sebuah keindahan yang tak tersentuh, Patagonia, Amerika Selatan bisa secara dramatis diubah oleh perubahan iklim.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Banyak dinding gletser yang gugur karena meningkatnya suhu dan curah hujan menurun. Meskipun tanah ini tidak akan hilang sepenuhnya, namun pemandangan yang ada akan sangat berbeda jika pemanasan global terus berlanjut.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>7. Bangladesh </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/16/32/15/6573516/remote_image20111122-8630-1d2xemw-0.jpg" style="height: 383px; width: 442px;" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Terletak di Sungai Gangga-Brahmaputra dataran rendah Delta, Bangladesh berada pusat di badai yang sempurna pada kondisi klimaks. Sekitar 50 persen dari luas wilayahnya akan banjir jika permukaan laut naik 1 meter.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Bencana alam, seperti banjir, siklon tropis, tornado dan pasang surut terjadi di sini hampir setiap tahun sehingga meninggalkan kehancuran yang tragis.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>8. Alaska tundra </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/17/33/16/6573517/remote_image20111122-8630-8spar0-0.jpg" style="height: 292px; width: 443px;" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Pemanasan global memanaskan Arktik dua kali lebih cepat dari seluruh wilayah di dunia, yang berarti Alaska tundra utara yang indah bisa menghilang sepenuhnya bila suhu terus meningkat.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Apabila Alaska tundra mencair, tidak hanya mengubah secara drastis ekosistem, tetapi juga melepaskan karbon tambahan dan ironisnya dapat mempercepat pemanasan global.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>9. Australia Selatan</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/18/34/17/6573518/remote_image20111122-8630-op3isi-0.jpg" style="height: 321px; width: 434px;" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Sama seperti Sahara di Afrika, penggurunan mengancam Australia Selatan. Di seluruh wilayah, pasokan air segar cepat mengering.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Sementara itu, dataran kering meningkatkan terjadinya kebakaran hutan, mengancam pertanian, satwa liar dan ratusan rumah di Australia.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>10. Alpen </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/19/35/18/6573519/remote_image20111122-8630-1cveg4q-0.jpg" /></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 100%;">Alpen Eropa berada di ketinggian lebih rendah dari Rocky Mountains, dan gletser serta resor ski nya lebih rentan terhadap dampak dari pemanasan global. Gletser yang terkenal ini diperkirakan akan menghilang pada tahun 2050.</span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 100%;"><span style="font-size: 85%;"></span></span><span style="font-size: 100%;">Perubahan iklim yang ekstrim dapat mengakibatkan hilangnya ciri dari sebuah daratan. Entah itu naiknya permukaan laut, penggurunan, angin musim yang deras, gletser meleleh atau pengasaman laut, perubahan iklim dengan cepat akan mengubah daratan planet kita.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><a href="" name="more"></a><br />
<span style="font-size: 100%;">Kita mungkin akan menjadi salah satu generasi terakhir yang dapat melihat dan mengenali 10 tempat di bawah ini yang kemungkinan akan lenyap terlebih dahulu apabila terjadi perubahan iklim yang ekstrim.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span></span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>1. Taman Nasional Glacier </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/11/27/10/6573511/remote_image20111122-8630-1vrt90-0.jpg" /></span></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Lebih dari 100 tahun yang lalu, ada sebanyak 150 gletser bertebaran di seluruh Glacier National Park. Pada tahun 2005, hanya tinggal 27 dan diperkirakan mereka juga akan menghilang pada tahun 2030, atau bahkan sebelum itu.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Banyak dari spesies tanaman dan hewan yang membutuhkan air dingin, yang berarti ekosistem taman dapat berubah secara dramatis ketika gletser hilang.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>2. Venesia, Italia</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/12/28/11/6573512/remote_image20111122-8630-uykt5e-0.jpg" /></span></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Venesia pernah mengalami banjir parah pada bulan November 2009, ketika tingkat air mencapai 131 cm. Venesia telah lama tenggelam, tapi naiknya permukaan air laut telah membuat situasi lebih mengerikan.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Frekuensi banjir meningkat setiap tahun, meninggalkan banyak pertanyaan berapa lama lagi Venice bisa tinggal di atas air.</span><br />
<br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>3. Great Barrier Reef </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/13/29/12/6573513/remote_image20111122-8630-1ip5zx9-0.jpg" /></span></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Great barrier reef dapat dilihat dari angkasa, tapi muilai menghilang secara bertahap seiring perubahan iklim. Meningkatnya suhu lautan, pencemaran air, pengasaman laut dan badai terus merusak terumbu dan telah menyebabkan pemutihan karang massa.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>4. Sahara Afrika </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/14/30/13/6573514/remote_image20111122-8630-3zgml-0.jpg" style="height: 241px; width: 374px;" /></span></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Sahara di Afrika semakin bertambah luas dengan perluasan 0,5 kilometer per bulan. Gurun ini sudah menjadi terbesar di dunia, dan masih bisa meluas lagi kesemua Afrika Utara, mengubah lingkungan benua afrika.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>5. Maladewa </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/10/26/9/6573510/remote_image20111122-8630-3e9far-0.jpg" /></span></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Maladewa adalah negara terendah di dunia, dengan ketinggian rata-rata hanya 1,5 meter (4 kaki, 11 inci) di atas permukaan laut. Jika permukaan air laut naik terlalu banyak, negara itu bisa mendapatkan sebuah gelar yang tidak diinginkan, "Negara pertama yang ditelan oleh laut karena pemanasan global."</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>6. Patagonia </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/15/31/14/6573515/remote_image20111122-8630-1iv8b0f-0.jpg" /></span></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Sebuah keindahan yang tak tersentuh, Patagonia, Amerika Selatan bisa secara dramatis diubah oleh perubahan iklim.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Banyak dinding gletser yang gugur karena meningkatnya suhu dan curah hujan menurun. Meskipun tanah ini tidak akan hilang sepenuhnya, namun pemandangan yang ada akan sangat berbeda jika pemanasan global terus berlanjut.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>7. Bangladesh </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/16/32/15/6573516/remote_image20111122-8630-1d2xemw-0.jpg" style="height: 383px; width: 442px;" /></span></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Terletak di Sungai Gangga-Brahmaputra dataran rendah Delta, Bangladesh berada pusat di badai yang sempurna pada kondisi klimaks. Sekitar 50 persen dari luas wilayahnya akan banjir jika permukaan laut naik 1 meter.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Bencana alam, seperti banjir, siklon tropis, tornado dan pasang surut terjadi di sini hampir setiap tahun sehingga meninggalkan kehancuran yang tragis.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>8. Alaska tundra </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/17/33/16/6573517/remote_image20111122-8630-8spar0-0.jpg" style="height: 292px; width: 443px;" /></span></span></div><div style="color: yellow; font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Pemanasan global memanaskan Arktik dua kali lebih cepat dari seluruh wilayah di dunia, yang berarti Alaska tundra utara yang indah bisa menghilang sepenuhnya bila suhu terus meningkat.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Apabila Alaska tundra mencair, tidak hanya mengubah secara drastis ekosistem, tetapi juga melepaskan karbon tambahan dan ironisnya dapat mempercepat pemanasan global.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>9. Australia Selatan</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/18/34/17/6573518/remote_image20111122-8630-op3isi-0.jpg" style="height: 321px; width: 434px;" /></span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"></span><span style="font-size: 100%;">Sama seperti Sahara di Afrika, penggurunan mengancam Australia Selatan. Di seluruh wilayah, pasokan air segar cepat mengering.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Sementara itu, dataran kering meningkatkan terjadinya kebakaran hutan, mengancam pertanian, satwa liar dan ratusan rumah di Australia.</span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>10. Alpen </span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><span><img alt="10 Tempat yang Akan Lenyap Akibat Global Warming " border="0" src="http://c3.yousaytoo.com/rss_temp_image/pics/19/35/18/6573519/remote_image20111122-8630-1cveg4q-0.jpg" /></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 100%;">Alpen Eropa berada di ketinggian lebih rendah dari Rocky Mountains, dan gletser serta resor ski nya lebih rentan terhadap dampak dari pemanasan global. Gletser yang terkenal ini diperkirakan akan menghilang pada tahun 2050.</span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 100%;"><span style="font-size: 85%;"></span></span>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-11607427286581084512011-12-28T22:01:00.000-08:002011-12-28T22:01:21.199-08:00Efek Pemanasan Global dan Penyebab: Sebuah Daftar Top 10<div style="color: red;">Salah satu masalah terbesar yang kita hadapi sekarang adalah pemanasan global. Dampaknya pada hewan dan pada pertanian memang menakutkan, dan efek pada populasi manusia yang lebih menakutkan. Fakta-fakta tentang pemanasan global yang sering diperdebatkan dalam politik dan media, namun, sayangnya, meskipun kita tidak sepakat tentang penyebab, efek pemanasan global adalah nyata, global, dan terukur. Penyebab terutama dari kita, umat manusia, dan efek pada kita akan keras.<br />
Efek Pemanasan Global dan Penyebab: Sebuah Daftar Top 10<br />
1. Pemanasan Global Penyebab: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil tanaman listrik<br />
Kecanduan kita yang semakin meningkat untuk listrik dari pembangkit listrik pembakaran batu bara melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer. 40% dari emisi CO2 datang dari AS produksi listrik, dan pembakaran batubara account untuk 93% dari emisi dari industri utilitas listrik [EPA, pg. 10]. Setiap hari, lebih listrik gadget membanjiri pasar, dan tanpa luas sumber energi alternatif, kita sangat tergantung pada pembakaran batubara untuk pribadi dan komersial pasokan listrik kami.<br />
2. Pemanasan Global Penyebab: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi<br />
Modern, mobil kami budaya dan selera untuk barang-barang global bersumber bertanggung jawab atas sekitar 33% dari emisi di AS [EPA pg. 8] Dengan penduduk kita tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan, permintaan untuk mobil dan barang-barang konsumen berarti bahwa kita meningkatkan penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi dan manufaktur. Konsumsi kita melampaui penemuan kami adalah cara untuk mengurangi efek, dengan tidak ada akhir yang terlihat untuk budaya konsumen besar kita.<br />
3. Pemanasan Global Penyebab: Emisi metan dari hewan, pertanian seperti sawah, dan dari dasar laut Kutub Utara<br />
Metana merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat, peringkat tepat di belakang CO2. Ketika bahan organik dipecah oleh bakteri di bawah kondisi kekurangan oksigen (dekomposisi anaerobik) seperti di sawah, metana diproduksi. Proses ini juga terjadi dalam usus hewan herbivora, dan dengan peningkatan jumlah produksi ternak terkonsentrasi, tingkat metana dilepaskan ke atmosfer meningkat. Sumber lain metana adalah metana klatrat, senyawa yang mengandung sejumlah besar metana terperangkap dalam struktur kristal es. Sebagai metana lolos dari dasar laut Kutub Utara, tingkat pemanasan global akan meningkat secara signifikan.</div><a name='more'></a><br />
4. Pemanasan Global Penyebab: Deforestasi, terutama hutan tropis untuk kayu, pulp, dan lahan pertanian<br />
Penggunaan hutan untuk bahan bakar (baik kayu dan arang) adalah salah satu penyebab deforestasi, tetapi dalam dunia pertama, nafsu makan kita untuk produk-produk kayu dan kertas, konsumsi kita ternak merumput di lahan bekas hutan, dan penggunaan lahan hutan tropis untuk komoditas seperti perkebunan kelapa sawit memberikan kontribusi terhadap deforestasi massa dunia kita. Hutan menghapus dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer, dan deforestasi ini melepaskan karbon dalam jumlah besar, serta mengurangi jumlah penangkapan karbon di planet ini.<br />
5. Pemanasan Global Penyebab: Peningkatan penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian<br />
Pada paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia (sebagai lawan dari penggunaan sejarah dari kotoran hewan) telah meningkat secara dramatis. Tingginya tingkat penerapan pupuk kaya nitrogen memiliki efek pada penyimpanan panas dari lahan pertanian (oksida nitrogen memiliki kapasitas 300 kali lebih panas-perangkap per unit volume dari karbon dioksida) dan run-off dari kelebihan pupuk menciptakan ‘mati-zona ‘di lautan kita. Selain efek ini, tingkat nitrat yang tinggi dalam air tanah karena over-fertilisasi adalah penyebab keprihatinan bagi kesehatan manusia.<br />
6. Efek Pemanasan Global: Kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia<br />
Para ilmuwan memprediksi peningkatan permukaan air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lembar es raksasa di Antartika dan Greenland, terutama di pantai Timur AS Namun, banyak negara di seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya permukaan laut, yang bisa menggantikan jutaan orang. Satu bangsa, Maladewa, sudah mencari rumah baru, berkat naiknya permukaan air laut.<br />
7. Efek Pemanasan Global: badai pembunuh Lebih<br />
Tingkat keparahan badai seperti badai dan siklon meningkat, dan penelitian diterbitkan di Nature ditemukan:<br />
“Para ilmuwan telah datang dengan bukti teguh sejauh bahwa pemanasan global secara signifikan akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrem di seluruh dunia. Kecepatan angin maksimum dari siklon tropis terkuat telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1981, menurut riset yang dipublikasikan dalam Nature minggu ini. Dan tren ke atas, dianggap didorong oleh suhu air laut meningkat, tidak mungkin untuk berhenti di waktu dekat. ”<br />
8. Efek Pemanasan Global: kegagalan panen besar-besaran<br />
Menurut penelitian terbaru, ada kemungkinan 90% bahwa 3 miliar orang di seluruh dunia akan harus memilih antara keluarga mereka untuk bergerak lebih ringan dan iklim akan kelaparan akibat perubahan iklim dalam 100 tahun.<br />
“Perubahan iklim diperkirakan akan memiliki dampak paling parah pada pasokan air. “Kekurangan di masa depan cenderung mengancam produksi pangan, mengurangi sanitasi, menghambat pembangunan ekonomi dan ekosistem kerusakan. Hal ini menyebabkan ayunan lebih ganas antara banjir dan kekeringan “” – The Guardian:. Pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per tahun<br />
9. Efek Pemanasan Global: kepunahan spesies luas<br />
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Nature, tahun 2050, peningkatan suhu dapat menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Dan karena kita tidak dapat ada tanpa sebuah populasi yang beragam spesies di Bumi, ini adalah berita menakutkan bagi manusia.<br />
“Perubahan iklim kini mewakili setidaknya sebagai besar ancaman bagi jumlah spesies yang masih hidup di Bumi sebagai habitat-perusakan dan modifikasi.” Chris Thomas, konservasi biologi di University of Leeds<br />
10. Efek Pemanasan Global: Penghilangan terumbu karang<br />
Sebuah laporan tentang terumbu karang dari WWF mengatakan bahwa dalam skenario terburuk, populasi karang akan runtuh pada tahun 2100 karena suhu meningkat dan pengasaman laut. The ‘pemutihan’ dari karang dari kenaikan kecil namun berkepanjangan di suhu laut adalah bahaya berat bagi ekosistem laut, dan banyak spesies lainnya di lautan bergantung pada terumbu karang untuk kelangsungan hidup mereka.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-68254385930253896982011-12-28T21:58:00.001-08:002011-12-28T21:58:32.746-08:00Pemanasan Global – Negara-negara Paling TerpengaruhSebuah skenario kasus terburuk laporan ilmiah meramalkan bahwa kita mungkin sangat baik menjadi hidup di Kutub Selatan dalam seratus tahun. Dan meskipun banyak orang menemukan ide terlalu konyol untuk memikirkan ada orang lain yang sudah merasakan efek dari pemanasan global.<br />
Beberapa bagian dunia sudah merasakan dampak perubahan iklim;<br />
Asia – Bangladesh dan India telah padat penduduk tanah dataran rendah. Meningkatnya permukaan air laut dan peningkatan curah hujan akibat pemanasan global masalah yang meningkat.<br />
Afrika – Meningkatkan kekeringan di benua singkat sudah makanan.<br />
<a name='more'></a><br />
Australia – kondisi yang memicu kebakaran Panas besar semak yang terjadi lebih sering.<br />
Pasifik dan Indonesia – gempa bumi terbaru telah menyebabkan bencana besar di Indonesia dan Samoa masih berkabung setelah efek tsunami, akibat gempa bumi lepas pantai. Naiknya permukaan laut juga mengancam beberapa pulau di Pasifik. Diperkirakan akan sepenuhnya di bawah air di masa mendatang adalah Kiribati, Tuvalu dan Kepulauan Marshall.<br />
Eropa – banjir Tahunan sekarang norma saat salju mencair di Alpines. Yunani dan Portugal secara teratur mengalami kebakaran hutan selama gelombang panas musim panas.<br />
Amerika Latin – Amazon, yang sudah terancam oleh pembangunan melanggar juga terancam oleh cuaca semakin kering.<br />
Amerika Utara – Badai Katrina adalah yang terburuk yang dialami sejauh ini karena kenaikan permukaan laut dan gelombang badai besar. Ancaman dari badai sekarang kejadian tahunan. Kebakaran hutan di California telah merenggut banyak nyawa dan kenaikan permukaan laut juga masalah.<br />
Gambar terus berubah dan prediksi terbaru, dalam 20 tahun mendatang Kutub Utara akan menjadi laut terbuka selama musim panas. Sebuah hasil bencana bagi beruang kutub, rubah kutub dan hewan lain yang menelepon rumah Arktik. Efek penuh pada sisa kami masih belum diketahui<br />
Dianne Lawson-Jeffreys telah menulis artikel online selama 2 tahun terakhir, dia juga mengelola toko aksesoris lensa kamera dan jika Anda ingin membeli sebuah lensa kamera Nikon Anda dapat mengunjungi situsnya.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-44314825600056756032011-12-28T21:55:00.000-08:002011-12-28T21:55:15.450-08:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-9wBkOhkcQbg/TvwArEMXFuI/AAAAAAAAACU/xenyLBPsmsI/s1600/Pemanasan+Global.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-9wBkOhkcQbg/TvwArEMXFuI/AAAAAAAAACU/xenyLBPsmsI/s1600/Pemanasan+Global.jpg" /></a></div>Mungkin anda pernah membayangkan berada di dalam mobil yang tertutup rapat pada siang hari. Sinar matahari dengan leluasa dapat memasuki ruangan mobil melalui kaca mobil, sehingga menyebabkan udara di dalam mobil menjadi lebih panas. Udara di dalam mobil menghangat, karena panas sinar matahari yang masuk tidak dapat leluasa keluar. Sehingga panas tersebut terperangkap di dalam mobil.<br />
<br />
Demikian halnya dengan pemanasan global. Matahari memancarkan radiasinya ke bumi menembus lapisan atmosfer bumi. Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada di atmosfer. Sebagai akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi meningkat. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan Pemanasan Global.<br />
<br />
Penyebab Pemanasan Global<br />
Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global terdiri dari:<br />
<br />
Konsumsi Energi Bahan Bakar Fosil. <br />
Sektor industri merupakan penyumbang emisi karbon terbesar, sedangkan sektor transportasi menempati posisi kedua. Menurut Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar fosil memakan sebanyak 70% dari total konsumsi energi, sedangkan listrik menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari total konsumsi energi. Dari sektor ini, Indonesia mengemisikan gas rumah kaca sebesar 24,84% dari total emisi gas rumah kaca.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina, Jepang, India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya, walaupun dalam perhitungan penggunaan energi per orang di negara berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang di negara maju. Menurut Prof. Emil Salim, USA mengemisikan 20 ton CO2/orang per tahun dengan jumlah penduduk 1,1 milyar penduduk, Cina mengemisikan 3 ton CO2/orang per tahun dengan jumlah 1,3 milyar penduduk, sementara India mengemisikan 1,2 ton CO2/orang dengan jumlah 1 milyar penduduk.<br />
<br />
Dengan demikian, banyaknya gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer dari sektor ini berkaitan dengan gaya hidup dan jumlah penduduk. USA merupakan negara dengan penduduk yang mempunyai gaya hidup sangat boros, dalam mengkonsumsi energi yang berasal dari bahan bakar fosil, berbeda dengan negara berkembang yang mengemisikan sejumlah gas rumah kaca, karena akumulasi banyaknya penduduk.<br />
<br />
Sampah.<br />
Sampah menghasilkan gas metana (CH4). Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 0,8 kg/hari dan pada tahun 2000 terus meningkat menjadi 1 kg/hari. Dilain pihak jumlah penduduk terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan jumlah ini maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton/tahun. Dengan demikian, sampah di perkotaan merupakan sektor yang sangat potensial, mempercepat proses terjadinya pemanasan global.<br />
<br />
Kerusakan hutan.<br />
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida (CO2), yang merupakan salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen (O2). Saat ini di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang cukup parah. Laju kerusakan hutan di Indonesia, menurut data dari Forest Watch Indonesia (2001), sekitar 2,2 juta/tahun. Kerusakan hutan tersebut disebabkan oleh kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan, antara lain perubahan hutan menjadi perkebunan dengan tanaman tunggal secara besar-besaran, misalnya perkebunan kelapa sawit, serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Dengan kerusakan seperti tersebut diatas, tentu saja proses penyerapan karbondioksida tidak dapat optimal. Hal ini akan mempercepat terjadinya pemanasan global.<br />
<br />
Pertanian dan Peternakan.<br />
Sektor ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang menghasilkan gas metana, pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian, pembakaran sisa-sisa tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta pembusukan kotoran ternak. Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu gas metana (CH4) dan gas dinitro oksida (N20). Di Indonesia, sektor pertanian dan peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.<br />
<br />
Dampak Pemanasan Global<br />
Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa :<br />
<br />
Kenaikan Temperatur Global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.<br />
<br />
Pergeseran Musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi penurunan curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan. Kondisi ini akan semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara akibat erosi.<br />
<br />
Kedua peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak pada beberapa sektor :<br />
Kehutanan.<br />
Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu akan menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat. Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami kepunahan. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari peningkatan suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan ranting yang mengering mudah terbakar. Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan punahnya berbagai keanekaragaman hayati.<br />
<br />
Perikanan.<br />
Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah yang lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.<br />
<br />
Pertanian.<br />
Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan. Hal tersebut berdampak pada pola pertanian, misalnya keterlambatan musim tanam atau panen, kegagalan penanaman, atau panen karena banjir, tanah longsor dan kekeringan. Sehingga akan terjadi penurunan produksi pangan di Indonesia. Singkatnya, perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional.<br />
<br />
Kesehatan.<br />
Dampak pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit tropis, misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam berdarah), mewabahnya diare, penyakit kencing tikus atau leptospirasis dan penyakit kulit. Kenaikan suhu udara akan menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek sehingga nyamuk makin cepat untuk berkembangbiak. Bencana banjir yang melanda akan menyebabkan terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga menimbulkan wabah penyakit diare dan penyakit leptospirosis pada masa pasca banjir. Sementara itu, kemarau panjang akan mengakibatkan krisis air bersih sehingga berdampak timbulnya penyakit diare dan penyakit kulit. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman seiring dengan terjadinya kebakaran hutan.<br />
<br />
<br />
<br />
Dik<br />
<br />
Suara Kebebasan http://capsulx368.blogspot.com/2010/09/penyebab-dan-dampak-pemanasan-global.html#ixzz1htrzX8Za<br />
Terima Kasih telah mengcopy artikel ini, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. Saya berterima kasih bila Link Artikel ini dicantumkan dalam blog Anda sebagai Referensi. Terima Kasih ttd. CapsulX<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzmwsLB0yhlxM5NvDrIpU4TQhpMnmoOz8yi4bloxjwH-N5mRv3qHGigz8lTXUyiI9XtaPV58RA5YcR19spGG6AVBMDBJhhvYSTCY0Q3wQIq_vHn_kfeIEZHIbYpzBj0n_Ez8kf4kmazMM/s1600/Pemanasan+Global.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="128" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzmwsLB0yhlxM5NvDrIpU4TQhpMnmoOz8yi4bloxjwH-N5mRv3qHGigz8lTXUyiI9XtaPV58RA5YcR19spGG6AVBMDBJhhvYSTCY0Q3wQIq_vHn_kfeIEZHIbYpzBj0n_Ez8kf4kmazMM/s320/Pemanasan+Global.jpg" width="100" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQhc3uF0xWl6fMwExZoyMcnY11h5vmYp6xCYagN_T7H2QnGfQSpO-g2NFypscQkao2nR9jUs5e2QcmOchasFQD2rs1lFRH3XkVvvcPo5LBEueAt5Pg3LADVBFuDGkykGOMgAzsiMcI19U/s1600/Pemanasan+Global.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="128" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQhc3uF0xWl6fMwExZoyMcnY11h5vmYp6xCYagN_T7H2QnGfQSpO-g2NFypscQkao2nR9jUs5e2QcmOchasFQD2rs1lFRH3XkVvvcPo5LBEueAt5Pg3LADVBFuDGkykGOMgAzsiMcI19U/s320/Pemanasan+Global.jpg" width="100" /></a></div>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-5140867144782599032011-12-28T00:16:00.000-08:002011-12-28T00:16:28.980-08:009 Tanaman Terampuh untuk Mencegah Global WarmingBungur & Mahoni<br />
<br />
Dikenal mampu menyerap polutan seperti timbal. Maka kedua pohon ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya. Bukan rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi penyumbang timbal terbesar di udara Sebaliknya, pohon seperti akasia sebaiknya jangan dijadikan pohon jalur hijau. Mengapa? karena akasia menjadi salah satu pencetus asma. Begitu juga pohon palem yang indah bentuknya, tak begitu besar manfaatnya. <br />
<br />
<br />
<br />
Lumut<br />
<br />
Lumut yang menempel di batang pohon mampu mendeteksi tingkat polusi udara suatu daerah. Semakin banyak lumut menempel di sebuah pohon berarti semakin baik kualitas udara di tempat itu.<br />
<br />
<br />
<br />
Tanaman Sirih Belanda<br />
<br />
Tanaman perdu yang bisa tumbuh dimana saja, termasuk di dalam pot di halaman rumah ini mampu menyerap formaldehida dan benzena. Hasilnya rumah pun lebih segar dan lega untuk bernafas.<br />
<br />
<br />
Kembang Sepatu<br />
<br />
Mampu menyerap nitrogen sehingga membuat paru-paru kita jadi lega. Namun jangan sekali-sekali menanam bunga kembang sepatu di dekat ruang Radiografi. Tanaman ini berfungsi meneruskan radiasi sehingga berbahaya bagi orang di sekitar tempat radiografi tersebut.<br />
<br />
<br />
Sansevieria<br />
<br />
Kalau kembang sepatu berfungsi melanjutkan radiasi, tidak demikian dengan tanaman sansevieria ini. Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok (nikotin), hingga radisi nuklir, sehingga cocok dijadikan penyegar. Oya, kaktus juga bisa menghambat radiasi.<br />
<br />
<br />
<br />
Pohon Trembesi<br />
<br />
Mampu menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar, sehingga sangat disarankan untuk ditanam sebagai pohon penghijauan. Namun trembesi membutuhkan lahan yang cukup luas.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-26867273890549866832011-12-28T00:02:00.000-08:002011-12-28T00:02:58.330-08:00global warming (apa dan mengapa)global_warming.gifSejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?<br />
<br />
Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?<br />
<br />
Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.<br />
<br />
Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).<br />
<br />
Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.<br />
<br />
Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.<br />
<br />
Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.<br />
<br />
Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.<br />
<br />
Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.<br />
<br />
Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).<br />
<br />
Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.<br />
<br />
Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.<br />
<br />
Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.<br />
<br />
Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-36793040107842954872011-12-16T21:33:00.001-08:002011-12-16T21:43:15.252-08:00dara membuat daftar isi pada blog* ogin ke account blogger anda, klik rancangan/layout lalu klik edit HTML<br />
* Beri Centang pada Expand Widget Templates<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm81FPm_zo2H0LLRkSkbyfKaOq6gX5GhxIutNT3vz4HVhPBx7DpRS7be0j36KI31WTtUPGqjX79ElMI8kbMpnn2DAb2QGODA9bVJuqnRuj4IkemptzRjK4p-i63FJQZRH0tveBI36PIoM/s1600/Corel.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="86" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm81FPm_zo2H0LLRkSkbyfKaOq6gX5GhxIutNT3vz4HVhPBx7DpRS7be0j36KI31WTtUPGqjX79ElMI8kbMpnn2DAb2QGODA9bVJuqnRuj4IkemptzRjK4p-i63FJQZRH0tveBI36PIoM/s320/Corel.jpg" /></a></div><br />
<br />
* Temukan Kode berikut:<br />
<br />
<b:include data='post' name='post'/><br />
<br />
* Ganti Kode diatas dengan kode berikut :<br />
<b:if cond='data:blog.homepageUrl != data:blog.url'><b:if cond='data:blog.pageType != "item"'><a expr:href='data:post.url'><div style="padding:6px 0 6px 5px;border-right:1px solid #ccc;border-bottom:1px solid #ccc;margin-bottom:2px;background:#EAE9E9;color:#406A0E;"><data:post.title/></div></a><b:else/><b:include data='post' name='post'/></b:if><b:else/><b:include data='post' name='post'/></b:if><br />
* lihat gambar<br />
<br />
* Kemudian SAVE TEMPLATE<br />
* Sabar dulu belum selesai sampai di situ, tempatkan kode berikut di manapun anda suku atau seperti saya menempatkan di header menu pada blog saya<br />
<a href="http://BLOG-ANDA/search?max-results=200" target="_blank"><span style="font-weight:bold;">DAFTAR ISI</span>»</a><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiDin7vCEX-81mAvQynUCDJDCvc5WwzO4MuIU-hjY3vwynfWWrnkUyLpiOO9nZX_kQXtmI8RLHgBoXIbeASCTP8a4S6TDnELe7vA8crcU9EwdnpMmSOy19BM-oWcud2lJlNSq4fl5wvhc/s1600/tutorialblog.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="170" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiDin7vCEX-81mAvQynUCDJDCvc5WwzO4MuIU-hjY3vwynfWWrnkUyLpiOO9nZX_kQXtmI8RLHgBoXIbeASCTP8a4S6TDnELe7vA8crcU9EwdnpMmSOy19BM-oWcud2lJlNSq4fl5wvhc/s320/tutorialblog.jpg" /></a></div>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-64793474077770012032011-12-16T21:18:00.001-08:002011-12-16T23:52:14.184-08:00cara memasang alexa pada blogLangkah-langkah memasang alexa widget:<br />
<br />
<br />
1. Kunjungi www.alexa.com<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfxgT90h6Sv5xPEkDcpeWF85uKvW4qD0IPkgqjfoD1MGI7K03oQUYdl-zAIvzCkEndJsiLqml5FVloD-FF7CprZvnnu9VewrrtGCDt_lx9bru9lEJ0tqLfZK50s90GSEdvgt4oxL3dXl8/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="95" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfxgT90h6Sv5xPEkDcpeWF85uKvW4qD0IPkgqjfoD1MGI7K03oQUYdl-zAIvzCkEndJsiLqml5FVloD-FF7CprZvnnu9VewrrtGCDt_lx9bru9lEJ0tqLfZK50s90GSEdvgt4oxL3dXl8/s320/1.JPG" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Memasang Alexa Widget.<br />
<br />
2. Klik tab tulisan ‘for site owner’ seperti ilustrasi gambar diatas.<br />
3. Pilih Kategori ke-2 bisa lihat gambar di bawah ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwQxNWuPVtmlP0gvkJz7yeBrYHuRhJY3IcMp8z4UG4lkb-bbWl7WYNtA2lVruWslHPdXKo4447_248qlOxFBpBMRe7szEJVv20ujZQ7nixpIW3MkUK6BeweiJTlFNDfO6ghLttAQGVzh4/s1600/3.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="132" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwQxNWuPVtmlP0gvkJz7yeBrYHuRhJY3IcMp8z4UG4lkb-bbWl7WYNtA2lVruWslHPdXKo4447_248qlOxFBpBMRe7szEJVv20ujZQ7nixpIW3MkUK6BeweiJTlFNDfO6ghLttAQGVzh4/s320/3.JPG" /></a></div><br />
<br />
Ranking Alexa Widget Site Info.<br />
<br />
4. Selanjutnya pilih widget sesuai keinginan,ada 3 pilihan besar,kecil dan sedang.<br />
5. Setelah anda menentukan pilihan,isikan alamat blog anda,jangan lupa cantumkan http:// sebelum menuliskan url alamat blog anda,lihat gambar dibawah ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiAcnddsA3EChBgYrZ6SvX0BhI8SJphcg229i1jXo8LVquvGwh_GP0BjkkFXeKVjUoG7d3gQUan0woQHO_cw5j1M3CMa_aioAurRcotuWKcEb3aAs-P3noi_741TJVBhGCumsmO_CYxSk/s1600/5.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="58" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiAcnddsA3EChBgYrZ6SvX0BhI8SJphcg229i1jXo8LVquvGwh_GP0BjkkFXeKVjUoG7d3gQUan0woQHO_cw5j1M3CMa_aioAurRcotuWKcEb3aAs-P3noi_741TJVBhGCumsmO_CYxSk/s320/5.JPG" /></a></div><br />
<br />
Cara Memperoleh Widget Alexa Site Info.<br />
<br />
6. Setelah itu,klik tombol ‘build widgets’,dan anda akan mendapatkan kode html nya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCdNZjFT2A6N01xV-Mvoi0WyOoVhidBcbK11ufAxZHYsD8M1YvbqJNmWDz8ugpm8z2bnbdB1hFDQuqgeZct1rtNsYEkZ6uwr_yDl7At_4bJaFxgH-I2Q2aYJLauzeG2j_VZvnCt3ppnwo/s1600/6.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="74" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCdNZjFT2A6N01xV-Mvoi0WyOoVhidBcbK11ufAxZHYsD8M1YvbqJNmWDz8ugpm8z2bnbdB1hFDQuqgeZct1rtNsYEkZ6uwr_yDl7At_4bJaFxgH-I2Q2aYJLauzeG2j_VZvnCt3ppnwo/s320/6.JPG" /></a></div><br />
<br />
Kode HTML Widget Alexa Site Info.<br />
<br />
7. Letakkan kode tersebut pada blog anda,bisa di sidebar,footer ato mana sajalah yang penting bukan di rumah orang,hee..<br />
8. Selesai.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-19284054459884924502011-12-16T21:16:00.001-08:002011-12-16T21:35:51.769-08:00cara memasang recent postpada blog* login ke account blogger anda, klik rancangan/layout lalu klik edit HTML<br />
* Beri Centang pada Expand Widget Templates<br />
<br />
* Temukan Kode berikut:<br />
<br />
<b:include data='post' name='post'/><br />
<br />
* Ganti Kode diatas dengan kode berikut :<br />
<b:if cond='data:blog.homepageUrl != data:blog.url'><b:if cond='data:blog.pageType != "item"'><a expr:href='data:post.url'><div style="padding:6px 0 6px 5px;border-right:1px solid #ccc;border-bottom:1px solid #ccc;margin-bottom:2px;background:#EAE9E9;color:#406A0E;"><data:post.title/></div></a><b:else/><b:include data='post' name='post'/></b:if><b:else/><b:include data='post' name='post'/></b:if><br />
* lihat gambar<br />
<br />
* Kemudian SAVE TEMPLATE<br />
* Sabar dulu belum selesai sampai di situ, tempatkan kode berikut di manapun anda suku atau seperti saya menempatkan di header menu pada blog saya<br />
<a href="http://BLOG-ANDA/search?max-results=200" target="_blank"><span style="font-weight:bold;">DAFTAR ISI</span>»</a>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-7006420919471948862011-12-08T00:54:00.000-08:002011-12-08T00:54:47.402-08:00<h3 class="post-title entry-title" style="color: black;"> EFEK RUMAH KACA, PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL </h3><div style="color: black;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbc25W0OAF-ekzVDs8aLPHsjPr3btAXpUCs_vy1faSf-30W-ulo3w9dN8CTf3fy4nXCt3fS2sSZoNdAu9bYdC84CeYA4QJj9jipOXU-EgdApkPflMRpKZzQyFV3-5rU_LAGLYeMJyX-LY/s1600-h/steiner-greenhouse-effect.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5333775613515237938" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbc25W0OAF-ekzVDs8aLPHsjPr3btAXpUCs_vy1faSf-30W-ulo3w9dN8CTf3fy4nXCt3fS2sSZoNdAu9bYdC84CeYA4QJj9jipOXU-EgdApkPflMRpKZzQyFV3-5rU_LAGLYeMJyX-LY/s400/steiner-greenhouse-effect.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 264px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a></div><span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: 'times new roman';"><br />
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Bumi telah menjadi lebih hangat sekitar 1ºF (0.5ºC) dari 100 tahun yang lalu. Tapi mengapa? Dan bagaimana? Sebenarnya para pakar ilmu pengetahuan juga tidak tahu pasti. Bumi bisa saja menjadi hangat secara alami, tetapi banyak ahli iklim dunia yang percaya bahwa tindakan manusia telah membantu membuat Bumi menjadi lebih hangat.<br />
<br />
Efek Rumah Kaca, Perubahan Iklim, dan Pemanasan Global<br />
<br />
Efek Rumah Kaca<br />
<br />
Para ahli sudah setuju bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas.<br />
<br />
Gas Rumah Kaca :<br />
Ada beberapa gas diatmosfir yang berfungsi sebagai \'penangkap\' energi panas matahari. Tanpa gas-gas ini, panas akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-rata Bumi dapat menjadi 60ºF (33ºC) lebih dingin. Karena fungsinya sebagai penjaga hangatnya Bumi, gas-gas ini kemudian disebut sebagai Gas Rumah Kaca (GRK). Yang termasuk diantaranya adalah : Karbon Dioksida (CO2), Nitro-Oksida (NO2), dan Metana (CH4).<br />
<br />
Rumah Kaca:<br />
Pernahkah kamu melihat sebuah rumah kaca? Rumah kaca umumnya berbentuk sebuah rumah kecil yang seluruhnya terdiri dari kaca dan dibangun untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman, terutama diwaktu musim dingin. Bagaimana rumah kaca bekerja? Panel-panel kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi menjaga energi panas yang disebabkannya hilang ke udara. Untuk mudahnya, bayangkan kalau kamu masuk ke dalam mobil yang diparkir dibawah sinar matahari, joknya terasa panas bukan? Nah, begitu juga tanaman yang ada didalam rumah kaca, panas yang ditahan menyebabkan tanaman dapat bertahan di musim dingin.<br />
<br />
GRK dan Atmosfir:<br />
Atmosfir ada disekitar kita, ia adalah udara yang kita hirup. GRK diatmosfir berfungsi serupa dengan panel-panel gelas di rumah kaca. Sinar matahari memasuki atmosfir Bumi, melalui lapisan gas-gas rumah kaca. Setelah mencapai seluruh permukaan bumi, tanah, air, dan ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar tersebut. Setelah terserap, energi ini akan dipancarkan kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa, tetapi sebagian besar ditangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfir sehingga menyebabkan Bumi menjadi lebih panas.<br />
Efek Rumah Kaca memegang peran penting dalam kelangsungan hidup manusia di Bumi. Tanpa adanya efek tersebut, Bumi akan terlalu dingin untuk ditempati. Namun sebaliknya, apabila efek tersebut terlalu kuat, Bumi akan menjadi lebih hangat dari semestinya dan akan timbul masalah baru bagi kehidupan manusia, tumbuhan, dan binatang.<br />
Perubahan Iklim (Climate Change)<br />
<br />
Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Sebagai contoh, ada kemungkinan dalam suatu hari di musim dingin di New York, Amerika Serikat, terjadi suatu hari yang cerah dan hangat, tetapi rata-rata cuaca - iklim- memberitahu kita bahwa musim dingin di New York umumnya akan dingin dan penuh salju dan hujan. Perubahan iklim menunjukkan suatu perubahan dalam cuaca secara jangka panjang, bisa lebih hangat atau lebih dingin. Curah hujan atau salju rata-rata pertahun dapat bertambah atau berkurang.<br />
<br />
Cuaca<br />
Cuaca mengambarkan apapun yang terjadi di alam pada suatu waktu tertentu di suatu tempat tertentu. Cuaca adalah sesuatu gejala alam yang terhadi dari menit ke menit. Cuaca dapat berubah drastis dalam waktu yang singkat. Contohnya, bisa saja terjadi hujan satu jam lamanya dan mendadak langit cerah dan terang. Cuaca adalah yang kita dengar di berita televisi setiap malam. Yang termasuk cuaca adalah perubahan harian dalam kelembaban, tekanan barometrik, temperatur, dan kondisi angin di suatu lokasi tertentu. Sekarang, katakan, bagaimana cuaca di tempat mu hari ini?<br />
<br />
Iklim<br />
Iklim menggambarkan total cuaca yang terjadi selama satu periode tertentu dalam setahun di suatu tempat tertentu, Yang termasuk didalamnya adalah kondisi cuaca rata-rata, musim (dingin, panas, semi, gugur, hujan, dan kemarau), dan gejala alam khusus (seperti tornado dan banjir). Iklim memberitahu kita bagaimana tinggal di daerah tertentu. Bogor kota hujan, Jakarta panas, dan Bandung sejuk. Jadi, bagaimana iklim di tempat tinggalmu?<br />
<br />
Pemanasan Global (Global Warming)<br />
<br />
Pemanasan Global adalah suatu istilah yang menunjukan adalahnya kenaikan rata-rata temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim. Bumi yang lebih hangat dapat menyebabkan perubahan siklus hujan, kenaikkan permukaan air laut, dan beragam dampak pada tanaman, kehidupan liar, dan manusia. Ketika para ahli ilmu pengetahuan berbicara mengenai permasalahan perubahan iklim, yang menjadi pusat perhatian adalah pemanasan global yang disebabkan ulah manusia.<br />
Mungkin sulit untuk dibayangkan bagaimana manusia dapat menyebabkan perubahan pada iklim di Bumi. Namun, para ahli sepakat bahwa ulah manusialah yang memacu besarnya jumlah gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfir dan menyebabkan Buni menjadi lebih panas.<br />
Dahulu, semua perubahan iklim berjalan secara alami. Tetapi dengan adanya Revolusi Industri, manusia mulai mengubah iklim dan lingkungan tempatnya hidup melalui tindakan-tindakan agrikultural dan industri. Revolusi Industri adalah saat dimana manusia mulai menggunakan mesin untuk mempermudah hidupnya. Revolusi ini dimulai sekitar 200 tahun lalu dan mengubah gaya hidup manusia. Sebelumnya, manusia hanya melepas sedikit gas ke atmosfir, namun saat ini dengan \'bantuan\' pertumbuhan penduduk, pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan, manusia mempengaruhi perubahan komposisi gas di atmosfir.<br />
Semenjak Revolusi Industri, kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi yang kamu butuhkan untuk membuat pe-ermu, datang dari makanan yang kamu makan. Tetapi energi lainnya, seperti energi yang digunakan untuk menjalankan mobil dan sebagian besar emergi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang dari bahan bakar seperti batubara dan minyak bumi - atau lebih dikemal sebagai bahan bakar fosil karena terjadi dari pembusukan fosil makhluk hidup. Pembakaran bahan bakar fosil ini akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir.<br />
Kapan kita melepas Gas Rumah Kaca ke Udara?<br />
<br />
Kapan saja kamu ….<br />
<br />
Nonton TV<br />
Memasang AC<br />
Menyalakan Lampu<br />
Menggunakan<br />
Pengering Rambut<br />
Mengendarai Mobil<br />
Bermain Video Game<br />
Menyalakan Radio<br />
<br />
Mencuci atau Mengeringkan Pakaian dengan Mesin<br />
Menggunakan Microwave / Oven<br />
<br />
Kamu telah membantu melepaskan Gas Rumah Kaca ke udara. Mengapa? Karena setiap kali kamu melakukan hal-hal tersebut, kamu membutuhkan tenaga listrik dan listrik dihasilkan melalui pembangkit listrik - power plant - yang sevagian besar menggunakan batubara dan minyak bumi. Sekali lagi, membakar batubara dan minyak bumi menghasilkan gas rumah kaca.<br />
<br />
Hal-hal lain yang menyebabkan kita membantu melepaskan GRK ke udara :</span></span></span><br />
</b><br />
<li><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Membuang sampah ke tempat penimbunan sampah menghasilkan metana. Metana juga dihasilkan dari limbah binatang yang dipelihara untuk menyuplai kebutuhan susu dan daging (seperti sapi) dan juga dari pertambangan Batubara;</span></span></span></b></li><br />
<b><br />
</b><br />
<li><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Mengendarai mobil;</span></span></span></b></li><br />
<b><br />
</b><br />
<li><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Menggunakan / membeli barang-barang produksi pabrik karena proses produksinya melepas GRK ke udara.<br />
<br />
Apakah Kita dapat membantu pencegahan pemanasan global?<br />
<br />
Tentu saja. Apabila kita mau mencoba, setiap orang dapat melaksanakan bagiannya dalam membantu mencegah terjadinya pemanasan global. Tidak ada yang mengatakan bahwa mengendarai mobil atau menggunakan listrik adalah kegiatan yang salah. Kita hanya harus lebih pintar dalam melaksanakannya. Beberapa orang mengurangi penggunaan energi dengan melakukan carpooling atau pemakaian mobil bersama. Contohnya, empat orang dapat berada dalam satu mobil yang sama daripada mengendarai empat mobil berbeda untuk pergi ke tempat yang sama.<br />
Berikut ini adalah hal-hal yang mudah tetapi dapat membuat kamu ikut serta dalam menjaga Bumi menjadi tempat hidup yang lebih baik!</span></span></span></b></li><br />
<br />
<li><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"><br />
Membaca<br />
Belajar mengenai lingkungan adalah hal yang penting. Ada banyak buku yang bisa kamu baca. Sebagai permulaan, minta tolong guru atau pegawai perpustakaan untuk memberikan judul buku yang bisa dibaca. Atau dengan semaraknya dunia internet, ada baiknya kamu menjelajahi alam maya untuk mencari situs-situs yang memberikan informasi mengenai lingkungan dan perubahan iklim.<br />
Hemat Penggunaan Listrik<br />
Matikan lampu, televisi, dan komputer ketika kamu selasai menggunakannya.<br />
Naik Sepeda, Bis, dan Jalan Kaki<br />
Dengan sekali-sekali naik bis, mengendarai sepeda, atau berjalan kaki, kamu sudah menghemat penggunaan energi fossil.<br />
<br />
Berbicara kepada Keluarga dan Teman<br />
Berbicara kepada keluarga dan temanmu mengenai pemanasan global. Biarkan mereka mengetahui apa yang telah kau pelajari.</span></span></span></b></li><br />
<br />
<li><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"><br />
Penanaman Pohon<br />
Menanam pohon di rumah dan sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan dan salah satu cara yang bail untuk mereduksi gas rumah kaca. Pohon mengabsorbsi CO2 dari udara.<br />
(this is against WWF\'s campaign - anti-carbon sink - so it may be excluded in our campaign to school children - red.)<br />
<br />
Daur Ulang<br />
Mendaur ulang kaleng, botol, kantong plastik, dan koran. Ketika kamu melakukan daur ulang, kamu mnguerangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah dan kamu membantu penyelamatan sumber daya alam, seperti pohon, minyak bumi, dan bahan metal seperti alumunium.<br />
<br />
Ketika belanja, belilah barang yang ramah lingkungan Salah satu cara untuk mengurangi pelepasan GRK ke atmosfir adalah membeli produk yang hemat energi, seperti mobil, barang elektronik dan lampu.<br />
<br />
Beberapa hal yang patut diperhatikan<br />
<br />
Tahukah kamu bahwa kamu membantu menjaga lingkungan bila kami membeli produk yang bisa didaur-ulang? Carilah produk yang memiliki tanda daur ulang - tiga anah panah membentuk suatu siklus (nanti ada gambar - red). Prokus yang dapat di daur ulang umumnya dibuat dari benda yang telah digunakan. Umumnya untuk membuat produk daur ulang lebih sedikit energi yang digunakan daripada produk baru. Lebih sedikit energi digunakan, lebih baik.<br />
<br />
Energi dari Sinar Matahari<br />
Bayangkan hari ini adalah hari yang sangat panas. Kamu letakkan satu sendok es krim di pinggir jalan dan esnya langsung meleleh. Kenapa? Kamu mungkin tahu sinar matahari menyebabkan es itu leleh, tetapi kamu mungkin tidak tahu bahwa sinar matahari memproduksi energi. Energi yang dikenal sebagai solar energy - cara popular untuk mengatakan \' energi yang datang dari matahari - dapat digunakan untuk pemanasan ruimah, bangunan, air, dan untuk menghasilkan listrik. Di Indonesia memang belum banyak, namun ini adalah opsi yang menarik karena dapat dilakukan diseluruh pelosok Indonesia.<br />
<br />
Mobil<br />
Mobil adalah kebutuhan utama, terutama dikota-kota besar. Kamu dapat membantu menghemat energi dengan menggunakan mobil yang lebih sedikit menggunakan bahan bakar.</span></span></span></b></li><br />
<br />
<li><b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></span></span></span></b></li><br />
<br />
<li><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">ENERGY STAR®</span></span></span></b></li><br />
<br />
</span><span class="Apple-style-span"><br style="color: black;" /><br />
<li style="color: black;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Bebearapa benda, seperti komputer, TV, Stereo, dan VCR mencantumkan label bertuliskan \"Energy\" dengan gambar sebuah bintang. Produk dengan label ENERGY STAR® dibuat untuk menghemat energi. Membeli produk ini akan membantu pelestarian lingkungan.</span></span></span></b></li><br />
<br style="color: black;" /><br />
<li style="color: black;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></span></span></li><br />
<br />
</span>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-10133418049734314742011-12-08T00:51:00.001-08:002011-12-08T00:51:53.344-08:00Global Warming Lebih Mengerikan dari Krisis Ekonomi<div align="left" class="title_article clear" style="color: red;"><b>Global Warming Lebih Mengerikan dari Krisis Ekonomi</b></div><b><br />
</b>Global Warming (pemanasan global) saat ini sering menjadi perbincangan. Di media cetak, elektronik dan lain sebagainya. Namun masyarakat selalu mengaitkan bahaya pemanasan global hanya kepada meningkatnya suhu di bumi.<br />
<br />
Padahal dampaknya yang bisa ditimbulkan lebih besar dari itu. "Mencairnya es di kutub utara akibat pemanasan global akan membuat permukaan air laut naik, banjir di mana-mana, bahkan semakin dinginnya musim salju dan sering terjadinya badai salju ternyata juga merupakan akibat dari pemanasan bumi," ujar Hung Jen.<br />
<br />
Hal itu diungkapkan Hung Jen dalam acara seminar Global Warming yang dilakukan di Universitas Sutomo, jalan Sutomo Ujung nomor 28 D, Sabtu (23/7).<br />
<br />
Menurutnya, korban yang jatuh akibat bencana yang ditimbulkan dari pemanasan global sudah cukup banyak dan terus bertambah setiap tahunnya. Seperti bencana gempa, banjir. Kematian massal hewan-hewan secara misterisu, seperti jutaan ikan sarden mati di pantai california.<br />
<br />
Menurut Hung Jen, antara krisis ekonomi dan global warming, orang lebih peduli krisis ekonomi. "Padahal menurut para ahli, Global Warming Lebih Mengerikan dari Krisis Ekonomi," ujarnya.<br />
<br />
Untuk mengatasi masalah pemanasan globa ini, Hung Jen mengajak semua peserta seminar untuk bergandengan tangan. Seperti bergabung di komunitas.<br />
<br />
Di Kota Medan, ada satu komunitas bernama Stop Global Warming Community Medan. Komunitas yang terdiri dari anak-anak medan yang peduli dan melakukan tindakan pencegahan terhadap global warming yang sedang mengancang kelangsungan hidup. Tujuannya hanya satu, stop global warming.<br />
<br />
Caranya adalah berbagi pengetahuan, fakta dan kebenaran tentang global warming dan solusinya. Sehingga timbul kesadaran untuk melakukan tindakan yang mencegah global warming.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-46176174546722586492011-12-08T00:46:00.000-08:002011-12-08T00:46:10.407-08:0010 BENCANA BESAR AKIBAT GLOBAL WARMING<h1>10 BENCANA BESAR AKIBAT GLOBAL WARMING</h1><div class="post-info"> </div><script src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/jquery.js" type="text/javascript">
</script> <script type="text/javascript">
$.noConflict();
jQuery(function(){
jQuery("#JqVoteForm_216").submit(function(){
dataString = jQuery("#JqVoteForm_216").serialize();
jQuery.ajax({
type: "POST",
url: "http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/index.php?ak_action=ratepost",
data: dataString,
dataType: "html",
success: function(msg) {
jQuery("#like_216").html(msg);
//$("#like_216").style="visibility:hidden";
//document.getElementById('like_216').style.visibility='hidden';
}
});
return false;
});
});
</script> <span style="text-decoration: underline;">1. Gletser Menciut</span><br />
<span style="text-decoration: underline;"><a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/gletser-cair.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="gletser-cair" class="alignleft size-full wp-image-217" height="157" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/gletser-cair.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="250" /></a> </span>Gletser adalah daratan yang terbuat dari es. Gletser bakal ikut meleleh dan menciut seiring dengan bertambahnya suhu bumi. Suhu bumi meningkat karena tingginya emisi gas rumah kaca di atmosfer. Selama tahun 1990- 2005 saja suhu bumi naik 0,15 - 0,3 derajat celcius. Gletser Himalaya yang memasok air ke sungai Gangga sekaligus menyediakan irigasi dan suplai air minum untuk 500 juta penduduk,menyusut 37 meter pertahun.Gletser di kutub semakin cepat mencair hingga membuat permukaan air laut di bumi naik.<br />
<span style="text-decoration: underline;">2. Pulau Tenggelam</span><br />
<span style="text-decoration: underline;"><a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/tenggelamnya-pulau.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="tenggelamnya-pulau" class="alignleft size-medium wp-image-218" height="214" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/tenggelamnya-pulau-300x214.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="300" /></a></span>Indonesia , Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa negara yang paling terancam tenggelam. Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini disebabkan mencairnya permukaan gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat drastis. Menyusutnya hutan bakau memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang air laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah naik 0,8 cm. Dan kalau suhu bumi terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti Kosambi , Penjaringan , Cilincing , Muaragembong , dan Tarumajaya akan terendam.<br />
<span style="text-decoration: underline;">3. Badai</span><br />
<span style="text-decoration: underline;"><a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/photo-badai-katrina.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="photo-badai-katrina" class="alignleft size-medium wp-image-219" height="225" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/photo-badai-katrina-300x225.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="300" /></a></span>Badai memang bisa terjadi karena kehendak alam.<span style="text-decoration: underline;"> </span>Tapi suhu air yang menghangat akibat <em><span style="color: red;">global warming</span></em> mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa tahun belakangan ini , negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia telah mengalami begitu banyak badai dibandingkan abad sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan cuma badai biasa, namun masuk kategori badai mematikan , seperti <span style="color: red;">badai katrina,badai ike, badai nargis, badai rita</span>,dll.<br />
<span style="color: red;"><span style="text-decoration: underline;">4. Gelombang Panas</span></span><br />
<span style="color: red;"><span style="text-decoration: underline;"><a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/fatamorgana.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="fatamorgana" class="alignleft size-thumbnail wp-image-220" height="125" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/fatamorgana-150x150.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="125" /></a></span></span>Tahun 2003 lalu, Eropa diserang <em><span style="color: red;">gelombang panas</span></em> alias <em><span style="color: red;">heat wave</span></em> , yang menewaskan banyak orang. Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas memang pernah terjad beberapa kali di bumi , namun belakangan ini makin sering terjadi. Dan diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100 kali lipat.<br />
<span style="text-decoration: underline;">5. Kekeringan</span><br />
<span style="text-decoration: underline;"><a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/kering.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="kering" class="alignleft size-thumbnail wp-image-221" height="125" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/kering-150x150.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="125" /></a></span>Afrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih parah ! Air akan makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami apa-apa lagi, hingga suplai makanan berkurang drastis. Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.<br />
<span style="text-decoration: underline;">6. Perang dan Konflik</span><br />
<span style="text-decoration: underline;"><a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/vietnam-war-helicopter.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="vietnam-war-helicopter" class="alignleft size-thumbnail wp-image-224" height="75" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/vietnam-war-helicopter-150x150.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="125" /></a></span><br />
Negara yang kekurangan air dan bahan pangan kemungkinan besar akan mengalami panik dan berubah jadi agresif. Lalu bukan tak mungkin mereka berusaha saling merebut lahan yang belum rusak.<br />
<span style="text-decoration: underline;">7. Penyakit Merajalela</span><br />
<a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/ebola_1.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="ebola_1" class="alignleft size-thumbnail wp-image-223" height="85" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/ebola_1-150x150.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="150" /></a>Malaria, demam berdarah , ebola , dan banyak penyakit yang dulu cuma di anggap sebagai penyakit negara tropis , bisa menyebar ke berbagai negara Eropa yang dikenal dingin. Penyebabnya apalagi kalau bukan banjir atau kekeringan yang mengundang banyak hewan pembawa penyakit bersarang disana!!!<br />
<span style="text-decoration: underline;">8. Perekonomian Kacau</span><br />
Ladang pertanian dan perkebunan yang biasanya menghasilkan akan musnah oleh banjir atau kekeringan. Penduduk akan dibuat makin menderita karena stok bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya akan jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik. Pemerintah juga membutuhkan biaya yang banyak untuk membangun kembali wilayah yang terkena bencana dan menanggulangi penyakit yang mewabah.<br />
<span style="text-decoration: underline;">9. Ekosistem Hancur</span><br />
<a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/0.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="0" class="alignleft size-thumbnail wp-image-225" height="150" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/0-150x150.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="150" /></a>Perubahan iklim yang terjadi akibat<em><span style="color: red;"> global warming</span></em> akan menghancurkan ekosistem yang ada. Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir , badai, atau ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan bakar , sumber energi , bahan makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk <em>survive</em>.<br />
<span style="text-decoration: underline;">10. Mahkluk Hidup Punah</span><br />
<a href="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/snn1829a-682_891182a.jpg" rel="lightbox[roadtrip]"><img alt="snn1829a-682_891182a" class="alignleft size-thumbnail wp-image-226" height="150" src="http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/files/2010/03/snn1829a-682_891182a-150x150.jpg" style="border: 2px solid black; margin: 2px;" width="150" /></a><br />
Sebanyak 30 % mahkluk hidup yang ada sekarang bakal musnah tahun 2050 kalau temperatur bumi terus naik. Spesies yang punah ini kebanyakan yang habitatnya di tempat dingin . Hewan-hewan laut diperkirakan banyak yang tak bisa bertahan setelah suhu air laut jadi menghangat. Kalau tumbuhan dan hewan makin berkurang, jelas manusia akhirnya terancam karena kekurangan bahan makanan.GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-33098366936785718562011-12-08T00:44:00.001-08:002011-12-08T00:44:28.570-08:004.000 Pulau Indonesia Lenyap Akibat Global Warming<strong>4.000 Pulau Indonesia Lenyap Akibat Global Warming</strong> <br />
<hr size="1" style="color: #ccf4ff;" /> <div align="center"><img alt="" border="0" src="http://static.inilah.com/data/berita/foto/1011032.jpg" /></div><br />
INILAH.COM, Makassar - Perubahan iklim dewasa ini akibat pemanasan global dapat mengancam keberadaan 4.000 pulau di Indonesia.<br />
<br />
Utusan Khusus Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4) William Sabandar mengatakan perubahan iklim global bisa mengakibatkan naiknya permukaan air laut, dan menenggelamkan 4.000 pulau tersebut.<br />
<br />
Menurut dia, ancaman hilangnya 4.000 pulau dari sekitar 17.500 pulau yang dimiliki Indonesia bisa terjadi jika muka air laut naik hingga dua meter.<br />
<br />
"Hal ini jelas tidak dapat dihindari jika pemanasan global terus terjadi dan mengakibatkan permukaan air laut menjadi naik seperti yang pernah terjadi ribuan tahun silam saat gunung es mencair," katanya di Makassar.<br />
<br />
Dia menjelaskan perubahan iklim saat ini dapat terlihat dari suhu bumi yang mengalami peningkatan rata-rata lebih panas 0,7 derajat celcius dari kondisi 100 tahun yang lalu.<br />
<br />
Bahkan, dalam 15 tahun terakhir sejak 1995 hingga 2010 merupakan tahun-tahun terpanas dalam kurun waktu 150 tahun terakhir sejak 1850.<br />
<br />
"Telah terjadi perubahan pola hujan yang luar biasa, dan bahkan sulit untuk memisahkan antara musim penghujan dan musim panas," tuturnya.<br />
<br />
Perubahan temperatur bumi inilah, kata dia, yang dapat memicu naiknya permukaan air laut, yang membawa ancaman bagi negara kepulauan seperti Indonesia, yang bisa mengakibatkan hilangnya 4.000 pulau.<br />
<br />
Menurut dia, untuk meminimalisir kemungkinan tersebut, ada dua hal yang bisa diupayakan yakni dengan <b>mitigasi</b> perubahan iklim dan juga <b>adaptasi</b> perubahan iklim. [mah]GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-365184214898672872.post-41953042635501847612011-12-08T00:43:00.000-08:002011-12-08T00:43:06.327-08:00Indonesia Bakal Tenggelam Akibat Global Warming<strong>Indonesia Bakal Tenggelam Akibat Global Warming</strong> <br />
<hr size="1" style="background-color: white; color: white;" /> <div id="post_message_67235"> <br />
<br />
Barusan ane denger berita di tv,tentang pemanasan global,kalau suhu dunia naik 4 derajat per tahun ,negara yang pertama kena imbas (tenggelam) adalah INDONESIA.baca lebih lengkap berita dibawah ini :<br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i34.tinypic.com/2nbfzoz.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /><br />
<br />
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM. Duta besar Inggris untuk Indonesia, Martin Hatful memberikan keterangan terkait peta dampak perubahan iklim di Indonesia di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Jumat (23/10). Peta yang baru diluncurkan oleh Ilmuwan Inggris tersebut menunjukkan dampak yang timbul jika rata-rata suhu global meningkat hingga 4 derajat Celcius, jika kita gagal menjaga perubahan iklim, peta akan diserahkan untuk pemerintah Indonesia.<br />
<br />
Duta Besar Inggris untuk indonesia meluncurkan peta dampak kenaikan suhu sebesar empat derajat celcius bagi dunia, untuk mengajak dunia menanggapi isu “global warming”, di Jakarta.<br />
<br />
Dampak kenaikan suhu ini untuk Asia Tenggara berarti kenaikan permukaan laut sekitar 80 cm, dan akibatnya lebih dari 33 juta orang kebanjiran.<br />
<br />
Kenaikan tersebut akan menimbulkan banjir besar yang kemungkinan akan menenggelamkan sebagaian besar wilayah Indonesia, serta ekosistem laut akan terkena dampak serius dengan hilangnya terumbu karang dan pemancingan komersial.<br />
<br />
Selain itu, dampak lainnya adalah musim kemarau berkepanjangan sehingga dapat meyulitkan sektor pertanian Indonesia, dampak itu juga akan disertai dengan topan tropis yang berkepanjangan dan sulit diprediksi.<br />
<br />
Pihak pemerintah Inggris melalui Dubes Hartfull memuji keberanian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menargetkan penurunan emisi sebanyak 26 persen dan mungkin 41 persen dengan bantuan internasional pada “Climate Change Talk” di Bangkok, Thailand, awal Oktober lalu.<br />
<br />
Sebagian besar negara dunia berkomitmen untuk tidak melebihi pemanasan dari dua derajat untuk menghindari perubahan iklim yang berbahaya, dan telah menunjukkan bahwa untuk mencapai sasaran yang 2 derajat, yang dalam 3% memotong emisi global diperlukan setiap tahun, mulai dari tahun 2010.<br />
<br />
SEREM KAN GAN??<br />
<br />
ADA CARA GAMPANG MENCEGAH GLOBAL WARMING YAITU :<br />
<br />
1.JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN <br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i36.tinypic.com/2wmhmph.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /> <br />
<br />
2.HEMAT LISTRIK<br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i34.tinypic.com/14uvvut.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /><br />
<br />
3.STOP PENEBANGAN HUTAN <br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i33.tinypic.com/2hoabu8.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /><br />
<br />
4.MATIKAN AC SAAT TIDAK DIPAKAI<br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i37.tinypic.com/30c6jw1.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /><br />
<br />
5.KURANGI MEMAKAI KENDARAAN<br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i35.tinypic.com/21d040j.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /><br />
<br />
6.HEMAT AIR ! ! (PENTING BANGET)<br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i35.tinypic.com/1oslmb.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /><br />
<br />
7.YANG PALING PENTING!!TANAM POHON <br />
<br />
<img alt="" border="0" onclick="window.open(this.src)" src="http://i34.tinypic.com/5cfwr5.jpg" style="cursor: pointer; max-width: 750px;" /> </div>GLOBAL WARMINGhttp://www.blogger.com/profile/03510846077957339075noreply@blogger.com0