Apa itu Gas Rumah Kaca?
Atmosfer bumi terdiri
dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang
menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas
rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di
atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan
panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat,
dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena
memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan
gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas
rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak
adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet
mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca
memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor terbesar
pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang
dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan
hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang
digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan
yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah
keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan
di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek
pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan
lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek
pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek
pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti
chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan
kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak
negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan
ozon.
0 komentar:
Posting Komentar