Jumat, 04 November 2011

Saling Komunikasi Antar Bakteri Picu Pemanasan Global

Saling Komunikasi Antar Bakteri Picu Pemanasan Global

Jakarta, Aktivitas manusia telah sering dibahas sebagai penyebab pemanasan global (global warming). Namun, siapa yang menyangka bahwa aktivitas bakteri pun turut menyumbangkan peran dalam global warming. Aktivitas itu kala bakteri saling berkomunikasi dengan bakteri lain.

Global warming mengacu pada meningkatnya suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan karena efek yang terkait. Sebagian besar global warming disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia seperti penggundulan hutan dan penggunaan bahan bakar fosil.

Tapi peneliti Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) telah menemukan bahwa komunikasi bakteri dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap iklim bumi. Di laut, bakteri menyatu pada partikel kecil yang kaya karbon yang tenggelam dan terkikis ketika menembus kedalaman.

Ahli biogeokimia kelautan dari WHOI Laura Hmelo, Benjamin Van Mooy dan Tracy Mincer menemukan bakteri di dalam lautan tersebut akan mengirimkan sinyal-sinyal kimia untuk melihat keberadaan bakteri lain di lingkungan sekitar.

Jika bakteri-bakteri tersebut merasa cukup mengenai jumlah kelompok lain yang ada di dekatnya, maka kelompok bakteri tersebut secara massal akan mulai mensekresi (mengeluarkan) enzim. Enzim yang disekresi tersebut akan digunakan untuk memecah karbon yang mengandung molekul menjadi bentuk partikel yang lebih mudah dicerna.

Para peneliti menemukan enzim yang terkoordinasi dengan baik sangat menguntungkan kelompok bakteri yang menyatu dengan partikel di dasar laut. Hmelo dan rekan-rekannya telah menemukan bukti yang menunjang pernyataan tersebut pada kehidupan laut.

"Memang di luar dugaan kami, bahwa bakteri dapat berkomunikasi dengan sejenisnya dan secara massal melakukan sekresi enzim. Tetapi hal tersebut memang secara nyata terjadi dan telah terbukti melalui penelitian yang telah kami lakukan," kata Hmelo, ketika berbicara di University of Washington seperti dilansir dari ScienceDaily, Minggu (16/10/2011).

Sumber karbon dalam partikel tersebut adalah atmospheric carbon dioxide. Atmospheric carbon dioxide merupakan gas rumah kaca yang dapat menangkap panas. Komunikasi bakteri dapat menyebabkan pelepasan karbon dari partikel di kedalaman laut dangkal. Sehingga mencegah partikel tersebut tenggelam di kedalaman laut atau dasar laut.

Ilmuwan WHOI menunjukkan hasil komunikasi bakteri dapat mempengaruhi iklim bumi. Hal tersebut dilakukan melalui mekanisme yaitu penarikan karbon dioksida dari udara dan ditransfer ke dasar laut.

Dan ketika karbon dioksida telah ditarik ke dasar laut maka tidak dapat dengan mudah kembali ke atmosfer. Hal tersebut merupakan bukti pertama bahwa komunikasi bakteri memainkan peran penting dalam siklus karbon di bumi.

"Hal tersebut sangat menakjubkan bahwa apa yang terjadi di laut oleh karena bakteri sangat mempengaruhi siklus karbon di bumi, sehingga akhirnya mempengaruhi iklim bumi," kata para peneliti.

Penelitian tersebut didanai oleh National Science Foundation and the Office of Naval Research. Ulasan awal makalah hasil penelitian tersebut telah diterbitkan secara online pada Environmental Microbiology Reports.

Masalah pemanasan global terus menjadi perhatian karena perubahan iklim yang drastis akan memunculkan banyak penyakit baru.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More